HOME  ⁄  Lifestyle

Film "Bangsal Isolasi" Hadirkan Dampak Penggunaan LSD

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Film "Bangsal Isolasi" Hadirkan Dampak Penggunaan LSD
Foto: Gala premiere film "Bangsal Isolasi" (instagram.com/filmbangsalisolasi/)

Pantau - Film berlatar penjara khusus wanita di Jawa Tengah sekitar tahun 1990 “Bangsal Isolasi” karya sutradara Adhe Dharmastriya menghadirkan dampak mengerikan halusinasi akibat pemberian dosis tinggi lysergic acid diethylamide (LSD). Bahkan menjadi esensi logis di balik setiap adegan mengerikan "kemunculan hantu" pada film tersebut.

"Sebenarnya itu juga sudah riset kami, salah satunya obat-obatan kan pada tahun 1990 itu cukup lumayan ya. Nah, akhirnya jatuh ke LSD karena itu bisa masuk ke makanan, bisa melalui suntikan, tapi kan dokter harusnya membatasi dosis tertentu, kan? Di situ dikasih banyak yang bikin orang jadi berhalusinasi," kata Adhe saat ditemui usai acara "press screening" Bangsal Isolasi di bioskop kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (18/7).

Lebih lanjut, Adhe mengatakan untuk menggambarkan dampak penggunaan LSD, dia memberikan instruksi khusus kepada para pemeran filmnya, seperti Kimberly Ryder (sebagai Weni Bagaskara) hingga Rowiena Umboh (sebagai Rusdiah) bahwa yang sutradara inginkan adalah mereka berakting seperti orang yang mencoba melukai dirinya sendiri.

"Jadi kayak dia enggak sadar kalau dirinya itu lagi digigit-gigit, segala macam dibanting, begitu bayangan saya pada saat mengarahkan adegan itu. Sehingga di film itu seolah-olah mati karena bunuh diri, itu yang kami coba bangun dalam cerita film ini," kata Adhe.

Karakter utama dalam film "Bangsal Isolasi" adalah seorang jurnalis bernama Weni yang masuk ke dalam rumah tahanan khusus wanita "Penjara Ratu Adil" untuk mencari tahu kematian adiknya yang tidak wajar.

Di rutan tersebut, Weni awalnya berkonflik dengan Bella (diperankan Wulan Guritno) yang merupakan preman penguasa di penjara itu, sampai akhirnya dia menemukan segala sesuatunya mulai mencurigakan.

Keanehan itu ialah pada rutan bernama "Penjara Ratu Adil" ini mereka seperti diatur untuk hanya mempunyai dua pilihan: "mati atau bertahan".

“Yang perlu digarisbawahi, bahwa ini bukan film horor yang akan memunculkan 'jumpscare' atau setan. Melainkan, karena keadaan di penjara sendiri yang menciptakan suasana menjadi menyeramkan,” kata Adhe.

Adhe tertarik menggarap film "Bangsal Isolasi" karena tema cerita yang diangkat produser Mulyadi JP dan ditulis dalam naskah oleh Oscar Haviv Sebastian memiliki sudut pandang yang menarik, yaitu menyoroti kerasnya kehidupan perempuan di balik jeruji besi.

"Ini adalah film ketiga saya. Tapi film ini pertama saya bersama Mesari Pictures dan JP Pictures," kata Adhe pula.

Visualisasi dimensi ruang penjara yang terisolasi juga dibutuhkan sebagai salah satu bahan utama untuk menciptakan suasana membangun ceritanya agar sesuai dengan karakter yang diinginkan, ujarnya.

Sutradara film Bangsal Isolasi (2024) Adhe Dharmastriya menghadirkan dampak mengerikan halusinasi akibat pemberian dosis tinggi lysergic acid diethylamide (LSD).

Bahkan itu menjadi esensi logis di balik setiap adegan mengerikan "kemunculan hantu" pada film berlatar penjara khusus wanita di Jawa Tengah sekitar tahun 1990 tersebut.

"Sebenarnya itu juga sudah riset kami, salah satunya obat-obatan kan pada tahun 1990 itu cukup lumayan ya. Nah, akhirnya jatuh ke LSD karena itu bisa masuk ke makanan, bisa melalui suntikan, tapi kan dokter harusnya membatasi dosis tertentu, kan? Di situ dikasih banyak yang bikin orang jadi berhalusinasi," kata Adhe, Kamis (18/7).

Adhe mengatakan untuk menggambarkan dampak penggunaan LSD, dia memberikan instruksi khusus kepada para pemeran filmnya, seperti Kimberly Ryder (sebagai Weni Bagaskara) hingga Rowiena Umboh (sebagai Rusdiah) bahwa yang sutradara inginkan adalah mereka berakting seperti orang yang mencoba melukai dirinya sendiri.

"Jadi kayak dia enggak sadar kalau dirinya itu lagi digigit-gigit, segala macam dibanting, begitu bayangan saya pada saat mengarahkan adegan itu. Sehingga di film itu seolah-olah mati karena bunuh diri, itu yang kami coba bangun dalam cerita film ini," kata Adhe.

Karakter utama dalam film "Bangsal Isolasi" adalah seorang jurnalis bernama Weni yang masuk ke dalam rumah tahanan khusus wanita "Penjara Ratu Adil" untuk mencari tahu kematian adiknya yang tidak wajar.

Di rutan tersebut, Weni awalnya berkonflik dengan Bella (diperankan Wulan Guritno) yang merupakan preman penguasa di penjara itu, sampai akhirnya dia menemukan segala sesuatunya mulai mencurigakan.

Keanehan itu ialah pada rutan bernama "Penjara Ratu Adil" ini mereka seperti diatur untuk hanya mempunyai dua pilihan: "mati atau bertahan".

“Yang perlu digarisbawahi, bahwa ini bukan film horor yang akan memunculkan 'jumpscare' atau setan. Melainkan, karena keadaan di penjara sendiri yang menciptakan suasana menjadi menyeramkan,” kata Adhe.

Adhe tertarik menggarap film "Bangsal Isolasi" karena tema cerita yang diangkat produser Mulyadi JP dan ditulis dalam naskah oleh Oscar Haviv Sebastian memiliki sudut pandang yang menarik, yaitu menyoroti kerasnya kehidupan perempuan di balik jeruji besi.

"Ini adalah film ketiga saya. Tapi film ini pertama saya bersama Mesari Pictures dan JP Pictures," kata Adhe pula.

Visualisasi dimensi ruang penjara yang terisolasi juga dibutuhkan sebagai salah satu bahan utama untuk menciptakan suasana membangun ceritanya agar sesuai dengan karakter yang diinginkan, ujarnya.

Sumber: ANTARA

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Latisha Asharani

Terpopuler