
Pantau - Suami dari aktris Jennifer Coppen, Yitta Dali Wassink (22) alias Papa Dali dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Kabar duka meninggalnya Dali Wassink diunggah oleh sang istri Jeniffer Coppen melalui akun Instagram pribadinya.
Papa Dali mengalami kecelakaan lalu lintas pada Kamis (18/07) yang mengakibatkan dirinya mengalami luka lecet di dada, punggung, patah tulang rahang, selangka kiri, siku dan rusuk. Papa Dali meninggal dunia di Rumah Sakit BIMC, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Warganet turut berbelasungkawa atas kepergian Papa Dali, hingga nama “Dali” menjadi trending topik pertama di X dengan 140 ribu postingan.
Semasa hidupnya, Papa Dali memang dikenal sebagai sosok suami dan ayah yang baik. Ia kerap membagikan kebersamaan bersama putrinya di media sosial, menunjukkan sosoknya sebagai family man.
Warganet sangat menyayangkan mengapa sosok ayah yang baik harus pergi dengan cepat. Salah satu warganet berkomentar, “I hate the fact that banyak ayah yg masih hidup tapi perannya gak ada. But a good father like PAPA DALI for Kamari, was gone.” tulis akun Instagram @geg*****.
Baca juga: Suami Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan Tunggal
Perlu diketahui bahwa Indonesia menempati posisi ke-3 sebagai negara Fatherless di dunia, sebagaimana dikutip dari Narasi. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran sosok ayah masih sangat rendah, cenderung tidak memiliki peran dan keterlibatan secara signifikan dan hangat dalam kehidupan sehari-hari seorang anak di rumah. Beberapa penyebab utamanya yaitu kesibukan ayah, perceraian, atau pernikahan jarak jauh.
Kurangnya peran ayah dapat mengakibatkan father hungry, yaitu kerusakan psikologis yang diderita anak karena tidak mengenal ayahnya. Dikutip dari laman babelprov, Father Hungry ini mengakibatkan anak tumbuh dengan kondisi psikologis yang tidak matang , tidak mandiri, kesulitas menetapkan identitas seksual, kesulitan dalam belajar, tidak tegas, atau pada anak perempuan dapat berdampak pada pemilihan pasangan.
Mengutip dari Talkspace, kebutuhan secara terus menerus akan pengertian, cinta, dukungan, serta peran ayah juga mengakibatkan daddy issue. Banyak orang tumbuh di rumah dengan ayah yang tidak hadir secara fisik atau psikologis. Akibatnya, orang-orang dengan daddy issue dapat mengalami kesulitan membangun hubungan yang matang dengan laki-laki di masa dewasa. Meskipun istilah ini umumnya digunakan dalam kaitannya dengan wanita, faktanya, siapa pun yang tumbuh dengan peran ayah yang kurang dapat mengembangkan masalah daddy issue yang tentunya menjadi tantangan psikologis bagi kehidupan dewasa seorang anak.
Baca juga: Ini Kronologi Kecelakaan Suami Jennifer Coppen ‘Papa Dali’ di Bali
Terkait permasalahan ayah ini, di Korea Selatan terdapat sebuah website khusus untuk melaporkan kasus ayah-ayah yang buruk. Informasi tersebut dibagikan oleh salah satu warganet melalui akun X nya.
“Ada yayasan di Korea Selatan yang bikin website namanya Bad Fathers (나쁜아빠들), karena di Korea Selatan lagi banyak kasus perempuan asing dihamili cowo Korea & ditinggal gitu aja.
Jadi organisasi ini dibuat untuk ngebantu perempuan tsb. Buat yang jadi korban cowo Korea mokondo, bisa ke website ini -> https://badfathers.or.kr” tulis akun X @sen***********.
“Selain bad fathers, website itu juga ada list bad mothers, mukanya yang terpampang di website bakal dihapus kalo mereka udah bayar child support.” lanjutnya.
Namun, pada April lalu Mahkamah Agung Korea Selatan memutuskan operator website “Bad Fathers” karena telah mengungkap informasi pribadi seorang debitur yang lalai memberikan tunjangan anak kepada mantan istri atau mantan suami, sebagaimana dikutip dari KBS World Indonesia.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani