
Pantau - Paus Fransiskus adalah pemimpin Gereja Katolik sedunia, yang terpilih dalam Konklaf Kepausan tahun 2013 dan merupakan Paus Gereja Katolik yang ke 266. Ia juga merupakan Kepala Negara Vatikan.
Sebelumnya, Paus merupakan Uskup Agung Buenos Aires di Argentina, Ia menjadi Uskup Agung Buenos Aires setelah kematian Kardinal Quarracino, Paus menggantikannya pada 28 Februari 1998.
Tiga tahun kemudian Paus Fransiskus diangkat sebagai Kardinal, dan diberi gelar San Roberto Bellarmino oleh Paus Yohanes Paulus II pada 21 Februari 2001. Dan pada Oktober 2001, ia kembali di tunjuk menjadi Relator Umum untuk sidang Umum Biasa ke 10 untuk Pelayanan Epsikopal. Saat ini Paus Fransiskus datang ke indonesia pada Selasa (3/9/2024) untuk mengikuti beberapa agenda kenegaraan dan keagamaan di sejumlah tempat.
Berikut biografi, perjalanan, hingga tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia.
Biografi Paus Fransiskus
Jorge Mario Bergoglio atau bisa di kenal sebagai Paus Fransiskus, lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, ayahnya merupakan seorang imigrasi Italia, ia bekerja di akuntan perkeretaapian. Merupakan anak tertua dari lima bersaudara dari pasangan Regina Maria Sivori dan Mario Jose Bergoglio.
Paus Fransiskus diketahui hanya hidup dengan 1 paru-paru saja. Hal ini karena pada saat remaja ia menjalani operasi pengangkatan salah satu paru-paru. Fakta tersebut diungkapkan oleh Schaffner, mantan presiden National Foundation for Infectious Diseases.
"Dulu ketika ia masih muda, belum ada terapi obat antibiotik yang meluas, dan mungkin saja ia mengalami keterlibatan paru-paru atau sebagian paru-paru yang cukup parah dan harus diangkat," kata Schaffner berbicara riwayat TBC Paus Fransiskus.
“Itu adalah pengobatan yang cukup standar di era sebelum obat antibiotik.”
Ia juga disebut mengalami komplikasi batuk rejan, atau pertusis. "Batuk rejan dapat menyebabkan penyakit pada saluran bronkial dan dapat menyebabkan infeksi kronis," kata Schaffner.
Paus Fransiskus bersekolah di sekolah menengah teknik Escuela Técnica Industrial N° 27 Hipólito Yrigoyen. Setelah lulus, Paus Fransiskus memilih masuk ke Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto dan pada 11 Maret 1958 ia masuk novisiat Serikat Yesus. Paus juga menyelesaikan sekolah yang di bidang humaniora di Chili, setelah itu ia memilih kembali ke Argentina pada tahun 1963 dan mengambil gelar sarjana filsafat dari Colegio de San Jose di San Miguel.
Paus Fransiskus juga pernah mengajar sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fe dari tahun 1964 sampai 1965. Lalu satu tahun kemudian ia kembali mengajar pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore, Argentina.
Perjalanan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus memulai kehidupan rohaninya pada 1958 usai sembuh dari pneumonia dan penyakit kista. Ia memulai perjalanan gerejawinya dengan bersekolah di Seminari Keuskupan Villa Devoto dan bergabung dengan Serikat Yesus. Setelah 5 tahun, ia meraih gelar sarjana filsafat. Bergoglio ditahbiskan sebagai imam katolik pada 1969.
Empat tahun kemudian, yaitu pada tahun 1973, ia resmi menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argentina. Enam tahun setelah menjadi Provinsial Serikat Yesus, Bergoglio diangkat sebagai Rektor Colegio de San Jose dari 1980 sampai 1986.
Pada 1992, kehidupan rohaninya semakin meningkat saat diangkat menjadi Uskup Tituler Auca dan Uskup Auksiller Buenos Aires. Pada 1993, ia memegang kedudukan penting yaitu Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Buenos. Atas perjalanan gerejawinya yang cemerlang, Bergoglio resmi menjadi Kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Atas pengunduran diri Paus Benediktus XVI saat 28 Februari 2013, Konklaf Kepausan segera mencari kandidat. Pada 13 Maert 2013, Konkflaf Kepausan menunjuk Bergoglio sebagai Paus Gereja Katolik ke 266. Bergoglio memilih nama Fransiskus sebagai nama kepausannya sebagai bentuk penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi.
Tujuan Paus Fransiskus ke Indonesia
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik melakukan kunjungan ke tanah air Indonesia yang berlangsung dari 3 sampai 6 September 2024. Kedatangan Paus Fransiskus dikonfirmasi oleh Iganatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta.
"Pertama, hubungan antara negara Vatikan dan Negara Republik Indonesia itu sudah berlangsung sejak awal kemerdekaan. Bahkan tahun 1947 Vatikan sudah mempunyai perwakilan di Indonesia. Vatikan adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Vatikan sungguh mendukung perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia,” jelas Ignatius Kardinal Suharyo, Jumat (30/8).
Selain melakukan kunjungan dalam bentuk menghargai Indonesia. Alasan lainnya adalah Vatikan hingga negara Eropa lainnya penasara tentang bagaimana negara yang sangat beragam seperti Indonesia dapat mempertahankan kesatuan.
Baca juga: Hari Ini Misa Akbar Paus Fransiskus Dihadiri 87 Ribu Orang di GBK, Hindari Jalan Berikut! |
"Saya kira bukan hanya Vatikan, tetapi negara-negara Eropa pada umumnya ingin tahu lebih jauh bagaimana mungkin Indonesia, negara yang seluas ini dengan segala macam keanekaragaman bisa hidup sebagai satu bangsa," lanjutnya.
Selain itu, mereka juga ingin mengetahui Islam di Indonesia lebih lanjut. Karena, Islam di Indonesia berbeda dengan bayangan orang Eropa yang identik dengan Pakistan atau Timur Tengah.
"Indonesia kan Islamnya berbeda. Islam yang terbuka, Islam yang toleran. Itu yang sangat ingin dipahami oleh Vatikan," ucap Uskup.
Alasan terakhir yaitu karena adanya penganut agama Katolik yang berjumlah banyak serta gereja Katolik di Indonesia adalah gereja yang hidup.
“Karena Indonesia ada umat katolik yang tidak sedikit, sekitar 9 juta. Secara eksplisit pernah disampaikan bahwa Gereja Katolik Indonesia adalah gereja yang hidup,” tuturnya.
Kegiatan Paus Fransiskus di Tanah Air
Selama di Indonesia, Paus akan melaksanakan kegiatan kenegaraan dan keagamaan. Dilansir dari detiknews.com, Paus akan berkunjung ke Istana Kepresidenan untuk menemui Presiden RI, Jokowi pada Rabu (4/9) pagi. Setelah itu, ia akan berpindah lokasi untuk menghadiri acara di Cathedral Church & Young Center Graha Pemuda.
Pemimpin Gereja Katolik tersebut akan menghadiri pertemuan antaragama (Pidato Bapa Suci) di Masjid Istiqlal, Jakarta. Sementara itu, pada Kamis (5/9) Paus akan melaksanakan Misa Agung berlokasi di GBK Jakarta yang akan dihadiri oleh umat Katolik.
Selain Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi beberapa negara di Asia untuk memenuhi jadwal perjalanan apostoliknya. Setelah menyelesaikan semua agendanya pada tanggal 6 September nanti, Paus Fransiskus akan melanjutkan kunjungannya ke Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura.
Kunjungan apostolik ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar agama dan memberi pesan perdamaian untuk masyarakat luas.
Pertama Setelah 35 Tahun
Kunjungan Paus Fransiskus ini juga merupakan yang pertama kali setelah 35 tahun saat Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia pada tahun 1989, bahkan selama kunjungannya ia juga berkeliling ke empat kota di Indonesia. Berlangsung pada 8 sampai 12 Oktober 1989, kala itu Paus Yohanes Paulus II tak hanya berkunjung ke ibu kota saja, tapi juga Maumere, Yogyakarta, dan Medan.
Saat itu Paus Yohanes Paulus II berkunjung dengan tujuan melakukan rekonsilali. Kedatangannya bukan hanya untuk menguatkan iman dari umat katolik, tapi juga menjadi pembinaan bagi seluruh umat bergama di Indonesia.
Saat kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II juga menggelar Misa Kudus di kawasan Senayan yang saat itu diikuti oleh kurang lebih 100 ribu umat katolik, ia juga yang memimpin langsung Misa Kudus itu.
Laporan: Keyzia Ilunia Anatatya, Gita Andini, Nadiya Eva Amalia
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Fithrotul Uyun