
Pantau - Membersihkan diri setelah buang air besar merupakan rutinitas yang dilakukan setiap hari oleh semua orang. Di berbagai negara, ada perbedaan cara dalam membersihkan diri. Salah satu metode yang cukup umum adalah menggunakan tisu toilet, terutama di negara-negara Barat. Namun, bagi sebagian orang di Asia, seperti di Indonesia, cebok menggunakan air lebih umum. Lantas, bagaimana sensasi cebok pakai tisu dibandingkan dengan air? Apakah tisu benar-benar bisa membersihkan secara maksimal?
1. Praktis dan Cepat bagi Sebagian Orang
Bagi sebagian orang, cebok pakai tisu dianggap lebih praktis dan cepat. Anda tidak perlu repot-repot mencari sumber air atau membasahi tangan, sehingga lebih mudah dilakukan terutama saat sedang terburu-buru. Di tempat umum atau dalam perjalanan, menggunakan tisu toilet sering kali menjadi pilihan yang lebih nyaman, terutama jika air tidak tersedia. Dengan satu atau dua lembar tisu, proses pembersihan bisa dilakukan dengan cepat dan segera melanjutkan aktivitas.
2. Kurang Memberikan Sensasi Bersih
Meski praktis, banyak orang merasa cebok dengan tisu tidak memberikan sensasi bersih yang sama seperti menggunakan air. Beberapa individu mungkin merasa bahwa tisu hanya menghapus kotoran di permukaan dan tidak membersihkan secara menyeluruh. Kelembutan air dianggap lebih mampu mengangkat kotoran dengan maksimal, sementara tisu mungkin meninggalkan sisa-sisa yang tak terlihat. Oleh karena itu, bagi mereka yang terbiasa menggunakan air, tisu saja sering kali terasa kurang memuaskan.
3. Menghindari Kelembaban Berlebih
Salah satu kelebihan menggunakan tisu adalah kemampuannya menghindari kelembaban berlebih di area intim. Air bisa menyebabkan area tersebut menjadi lembab, yang berpotensi memicu iritasi atau pertumbuhan jamur jika tidak segera dikeringkan dengan baik. Tisu toilet dapat mengeringkan area tersebut lebih cepat sehingga mengurangi risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelembaban.
4. Tidak Ramah Lingkungan
Penggunaan tisu toilet dalam jumlah banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagian besar tisu terbuat dari pohon yang harus ditebang, dan proses produksinya melibatkan penggunaan air dan energi yang cukup besar. Selain itu, tisu toilet bekas yang tidak mudah terurai dapat menyebabkan masalah sanitasi di saluran pembuangan. Di banyak tempat, penggunaan air untuk membersihkan dianggap lebih ramah lingkungan karena air adalah sumber daya yang dapat diperbarui, meskipun tetap harus bijak dalam menggunakannya.
5. Risiko Iritasi pada Kulit
Penggunaan tisu toilet yang berulang kali, terutama tisu dengan bahan yang kasar atau mengandung pewangi, bisa menyebabkan iritasi pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Gesekan antara tisu dan kulit dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan luka kecil jika dilakukan terlalu keras. Berbeda dengan air yang memberikan kelembutan alami, tisu toilet tidak selalu memberikan perlindungan yang sama terhadap kulit yang sensitif.
6. Pilihan Tisu Basah sebagai Alternatif
Untuk mengatasi kekurangan dari tisu kering, kini tersedia tisu basah khusus toilet. Tisu basah ini dianggap sebagai alternatif yang lebih baik karena memberikan sensasi lebih bersih dengan kelembapan tambahan. Selain itu, tisu basah lebih lembut di kulit sehingga mengurangi risiko iritasi. Namun, penting untuk memilih tisu basah yang aman dibuang ke toilet (flushable) agar tidak menyumbat saluran pembuangan.
7. Kebiasaan dan Budaya
Cara membersihkan diri setelah buang air besar sering kali dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan sejak kecil. Di negara-negara seperti Indonesia, cebok dengan air sudah menjadi tradisi yang sulit diubah. Sementara di negara-negara Barat, penggunaan tisu toilet lebih umum karena dianggap praktis. Tidak ada cara yang salah atau benar, karena yang paling penting adalah memastikan area intim benar-benar bersih setelah buang air.
Kesimpulan
Cebok menggunakan tisu memberikan kemudahan dan kepraktisan, terutama saat berada di tempat yang tidak menyediakan air. Namun, bagi banyak orang, terutama di budaya yang terbiasa dengan air, sensasi bersih yang dihasilkan oleh tisu sering kali dianggap kurang. Penggunaan tisu juga memiliki risiko iritasi kulit dan dampak lingkungan. Oleh karena itu, pilihan metode cebok sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan situasi yang dihadapi.
Jika kalian terbiasa dengan air, mungkin penggunaan tisu bisa menjadi alternatif saat dalam perjalanan. Namun, pastikan selalu merasa nyaman dan bersih setelah membersihkan diri.
- Penulis :
- Latisha Asharani