billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Studi: Sel Tubuh Manusia Mewarisi Energi dari Ibu

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Studi: Sel Tubuh Manusia Mewarisi Energi dari Ibu
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Meskipun manusia mendapatkan materi genetik dari kedua orang tua, gen dari ibu memiliki peran dominan dalam pewarisan energi pada sel tubuh, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances.

Menurut laporan Medical Daily yang dikutip oleh ANTARA, para peneliti menemukan bahwa DNA dalam mitokondria, yang berfungsi sebagai penghasil energi dalam sel tubuh, hanya diwariskan dari ibu. Hal ini terjadi karena semua genom mitokondria dari ayah akan hancur ketika sperma bergabung dengan sel telur.

Jika proses penghancuran ini gagal, mitokondria paternal bisa masuk ke dalam embrio yang berkembang dan menyebabkan masalah neurologis, perilaku, serta reproduksi.

Kelainan mitokondria, yang mengganggu kemampuan tubuh dalam menghasilkan energi, memengaruhi sekitar satu dari 5.000 orang.

Baca juga: Awas! Kenali Gejala Eksim Atopik, Penyakit Genetik Seumur Hidup

"Penemuan ini memberikan wawasan penting tentang mengapa mitokondria paternal harus dihilangkan selama tahap awal perkembangan embrio," kata Ding Xue, penulis senior penelitian tersebut, dalam siaran pers. Ia juga menambahkan bahwa temuan ini memberikan harapan baru untuk pengobatan penyakit yang mungkin disebabkan oleh kegagalan proses tersebut.

Para peneliti menggunakan C. elegans, cacing kecil tembus pandang, untuk memahami apa yang terjadi ketika mitokondria paternal tidak hancur secara alami. Meskipun hanya memiliki 1.000 sel, cacing ini memiliki sistem saraf, otot, dan jaringan lain yang mirip dengan manusia.

Dalam percobaan, peneliti berhasil menunda eliminasi mitokondria paternal pada C. elegans selama sekitar 10 jam. Penundaan ini menyebabkan penurunan signifikan adenosin trifosfat (ATP), molekul yang memberi energi pada sel.

Akibatnya, cacing yang bertahan mengalami gangguan kognitif, penurunan aktivitas, dan kesulitan reproduksi.

Baca juga: Kenali 4 Penyakit Langka di Indonesia yang Disebabkan oleh Genetik

Para peneliti mencoba memberikan MK-4, bentuk vitamin K2 yang dikenal baik untuk kesehatan tulang, untuk mengobati cacing tersebut. Hasilnya, vitamin K2 berhasil memulihkan kadar ATP dan memperbaiki daya ingat serta kemampuan reproduksi dan aktivitas cacing.

Meskipun temuan ini membutuhkan penelitian lebih lanjut, para peneliti berharap vitamin K2 dapat menjadi solusi potensial untuk mengatasi kelainan mitokondria pada keluarga dengan riwayat penyakit ini di masa depan.

Penulis :
Latisha Asharani