
Pantau - Data Epidemiologi menyebutkan sebanyak 75% gangguan kepribadian narsistik lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding wanita. Dilansir dari Alomedika, Kondisi ini sering terjadi pada orang dewasa muda berusia 20 tahun-an, dan dapat memburuk seiring pertambahan usia.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) V, Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah seseorang yang memiliki gangguan kepribadian yang ditandai dengan harga diri yang sangat tinggi, kebutuhan untuk dikagumi, dan kurangnya empati.
Gejala awal orang yang mengidap NPD yaitu terus merasa dirinya lebih utama dari yang lain dan sering membanggakan kemampuan yang dimiliki. Sebetulnya, NPD memiliki potensi kerugian diri sendiri secara psikologis dan karena dirinya selalu merasa lebih baik dari yang lain, maka kualitas interaksi dengan orang lain pun terganggu. Dibalik NPD yang memiliki percaya diri yang tinggi, mereka sangat sensitif terhadap kritikan orang lain.
Baca juga: Mengenal Narcissistic Parents, Ini 5 Ciri Orang Tua Narsis
Narsistik berbeda dengan rasa kepercayaan diri, rasa percaya diri yang positif terbentuk karena kualitas diri dan pencapaian. Sedangkan, biasanya NPD didasari dengan rasa takut kepada orang lain yang akan melihat kelemahannya dan rasa takut akan kegagalan. Oleh karena itu, mari kita kenali NPD lebih jauh.
Penyebab Gangguan Kepribadian NPD
Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko narsistik sebagaimana dikutip dari Siloam Hospitals adalah sebagai berikut:
- Faktor Neurobiologi, hubungan antara otak dengan perilaku dan pola pikir.
- Mempunyai keturunan riwayat Narcissistic Personality Disorder (NPD).
- Pola asuh orang tua yang selalu memanjakan anak secara berlebihan.
- Terlalu banyak menerima pujian ketika masih anak-anak.
- Pengalaman traumatis di masa lalu, seperti penelantaran atau kekerasan.
- Mempunyai karakter dan sifat yang mudah emosi.
Baca juga: Dokter Sebut Gangguan Kepribadian Narsisistik dapat Berkomplikasi Depresi
Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
Dengan mengetahui ciri-ciri NPD, diharapkan kamu dapat membantu mereka yang teridentifikasi dan memberikan dukungan kepada individu yang mungkin mengalami NPD, berikut ciri-cirinya menurut Klikdokter:
Merasa dirinya penting
Orang NPD akan merasa dirinya lebih penting secara berlebihan. Misalnya, suka melebihkan atas kemampuan yang dimilikinya dan berharap dapat pengakuan dan pujian sebagai orang yang hebat.
Khayalan yang berlebihan pada pencapaian
NPD sering berkhayal secara berlebihan bahwa dirinya mendapat banyak kesuksesan, kekuasaan, ketampanan, kecantikan, dan kehidupan yang ideal.
Meyakini dirinya lebih unggul
Orang yang mengidap NPD merasa dirinya eksklusif dan hanya pantas bergaul dengan kelompok status sosial yang tinggi.
Kebutuhan untuk dikagumi
Hal ini terjadi karena harga diri (self-esteem) yang rendah sehingga membutuhkan validasi orang lain.
Baca juga: Ini Tanda Pasangan Seorang Narsisme Seksual
Merasa memiliki hak yang spesial
Orang NPD merasa dirinya mempunyai privilege untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan orang lain.
Memanfaatkan orang lain dan kurang empati
Dorongan untuk menjadi unggul akan membuat NPD menyingkirkan orang lain dan tidak merasa bersalah jika harus merugikan orang lain. Tidak hanya itu, NPD juga enggan memahami kesulitan orang lain.
Rasa iri berlebihan dan Arogan
Pengidap NPD akan merasa iri dengan pencapaian orang lain dan sering menunjukan sikap arogan ketika dikritik oleh orang lain.
Baca juga: Suka Narsis! Ternyata Tanda Gangguan Jiwa
Cara Mengatasi Gangguan Kepribadian NPD
Mengatasi Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD) dapat menjadi tantangan, namun ada beberapa pendekatan yang dapat membantu individu yang mengalaminya. Berikut adalah beberapa cara yang efektif dalam mengatasi NPD:
- Terapi wicara, terapi ini akan membantu pasien dalam membangun komunikasi yang baik dengan orang lain dan akan memberikan pemahaman pada pasien mengenai dampak yang akan terjadi apabila NPD menjalani kehidupan dengan orang lain.
- Terapi perilaku kognitif, terapi ini akan mengubah perilaku pasien yang merusak agar bisa menjadi realistis.
- Pemberian obat-obatan seperti antidepresan, antimania, dan antipsikotik atau obat lain sesuai rekomendasi dokter.
Berdasarkan artikel di atas, penting untuk diingat agar Anda tidak mendiagnosis diri sendiri. Jika Anda merasa khawatir karena mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan saran dan pengobatan dari tenaga medis profesional.
Laporan: Aulia Rahma
- Penulis :
- Latisha Asharani