Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Mengenal Kumaila Hakimah, Sosok Hafizah yang Diisukan Dekat dengan Coki Pardede

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Mengenal Kumaila Hakimah, Sosok Hafizah yang Diisukan Dekat dengan Coki Pardede
Foto: Kumaila Hakimah dan Coki Pardede (instagram.com/kumaila.h/)

Pantau - Sosok Kumaila Hakimah, yang belakangan ini dikaitkan dengan komika Coki Pardede, banyak disoroti oleh warganet. Hal ini tak lepas dari latar belakangnya sebagai seorang hafizah yang tumbuh besar dalam keluarga religius. Kumaila, yang telah menghafal Al-Quran sejak usia 10 tahun, sering diundang untuk membacakan ayat-ayat suci. Namun, pengalaman ini justru memunculkan pertanyaan dalam dirinya mengenai makna yang lebih dalam dari teks-teks agama tersebut.

Dalam episode Forbidden Questions di Cokro TV, Kumaila, seorang perempuan muda progresif dan ahli tafsir, mengeksplorasi isu-isu agama, budaya, dan identitas dalam konteks postmodernisme. Ia membahas topik-topik yang sering dianggap tabu, seperti jilbab, usia pernikahan Aisyah, serta relevansi kitab suci di era modern. Dengan cara yang terbuka dan reflektif, ia mengajak audiens untuk mempertanyakan isu-isu kontroversial dan menggali lebih dalam makna agama.

Kumaila menawarkan perspektif postmodernisme yang menghargai keberagaman pandangan, seperti dalam pembahasannya tentang pengharaman babi. Ia menyoroti konteks ekologis masyarakat padang pasir pada zaman dahulu, yang membuat peraturan tersebut lebih relevan dalam konteks sejarah dan geografis, bukan hanya sebagai aturan yang berlaku secara dogmatis.

Baca juga: Gosip Coki Pardede Bebas dari Rehabilitasi Viral, Ini Tanggapan MLI

Diketahui ia adalah putri dari almarhum Prof. Dr. Achmad Mubarok, guru besar pertama Ilmu Psikologi Islam, yang juga dikenal dekat dengan ajaran sufi. Sebagai seorang sufi, Mubarok dikenal lebih terbuka dalam memahami hukum Islam dan fikih, sehingga tidak mengherankan baginya jika putrinya memiliki pemikiran yang kritis dan progresif terhadap agama.

Tumbuh di keluarga yang sangat religius, Kumaila adalah anak keenam dari enam bersaudara. Sejak sebelum usia TK, ia sudah belajar membaca Al-Quran. Kumaila kemudian melanjutkan pendidikan di Pesantren As-Syafi'iyah di Sukabumi, tempatnya menghabiskan masa remajanya.

Namun, sosok Kumaila juga tak lepas dari perbincangan di media sosial, hingga muncul sebuah thread yang mengkritisi statusnya sebagai hafizah, yang dianggap sebagian pihak lebih dimanfaatkan sebagai branding.

“A THREAD

“KUMAILA HAKIMAH”

Banyak kaum yg masih PRIMITIF memahami agama ISLAM sangat SENANG ketika melihat MBAK2 ini, kenapa??

Jelas karena merasa materinya UPDATE/BARU atau terlihat KEREN dimana branding HAFIZHAH yg dia sandang, dan speak up masalah HIJAB,BABI,ANJING dll”. tulis akun @ust_muslih.

Baca juga: Komika Coki Pardede Ditangkap Polisi, Sabu-sabu Jadi Barbuk!

Akun tersebut menganggap materi konten Kumaila sudah terlalu usang untuk diusung dan sudah pernah dibahas oleh para pendahulu. Ia juga mengungkit latar belakang pendidikan Kulaika yang disebut hanya seorang Sarjana Ilmu Alquran.

“Materi KUMAILA itu sebenarnya sudah sangat usang untuk diusung, hal itu sudah jauh dibahas oleh pendahulu2nya seperti gus @ulil yg dulu sempat menjadi ketua J.I.L(jaringan,islam,Libera pembahasan gus @ulil pun lebih TEPI JURANG, dan  @ulil lebih sangar sih secara kapasitas. Kumaila ini hanya S1 IAT IIQ Jakarta, dan kuliahnya pun cukup ngaret 5 tahun, 1,5tahun lebih lambat dari saya lulusnya, dan dia saat membaca literatur pemikiran tidak didampingi ahli, akhirnya dia mengambil kesimpulan tanpa pertimbangan orang lain, dia baca dan seimpulkan sendiri."

Thread tersebut memicu beragam komentar warganet, hingga Kumaila sendiri. 

“Status hafizah-ku bukan branding, itu fakta biasa yg sayangnya publik reaktif (termasuk anda hehe).  Penggunaan kata primitif yg anda pakai nunjukkin bahwa anda bkn orang yang peduli pada akurasi makna. Entah memang minim literasi atau memang sengaja misleading. Jadi ya sudah gpp.” tulis Kumaila melalui akun X nya @kumai_la.

“Gk ngaruh lu mau hafizah atau hafizh tp kalo lu gk paham tentang makna Quran sama aja lu orang bodoh. Gk ada yg jamin hafizah masuk surga kelak.” tulis akun X @mas***.

“Saya bersyukur ada konten Mbaknya. Jadi memantik proses (oto)kritik di diri saya soal kepercayaan. Gimana kepercayaan saya bisa menjawab semua keraguan itu. Alhamdulillah buat saya, hampir semua jawabannya ketemu, dan saya jadi makin yakin sama Islam yang saya percaya.” komentar akun X @omi***.

Dengan pemikiran kritis dan sikap terbuka, Kumaila Hakimah terus mendorong perubahan dalam cara kita memahami agama, budaya, dan identitas. Perjalanan intelektualnya yang berani mengajak kita untuk berpikir lebih dalam dan melihat setiap ajaran dari berbagai perspektif, mengingatkan kita bahwa dalam setiap dialog tentang kepercayaan, ruang untuk pertanyaan dan pemahaman yang lebih luas sangatlah penting.

Penulis :
Latisha Asharani