
Pantau - Meskipun pandemi COVID-19 sudah berakhir, dampaknya terhadap pola hidup kita masih terasa hingga kini. Selama masa pandemi, banyak orang yang terpaksa berdiam diri di rumah dan mengubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sedikit bergerak. Hal ini menyebabkan munculnya fenomena sedentary lifestyle, yaitu gaya hidup yang didominasi oleh aktivitas duduk atau berbaring dalam waktu yang lama.
Bahkan setelah pandemi berakhir, banyak dari kita yang masih mempertahankan kebiasaan tersebut, baik karena pekerjaan yang mengharuskan duduk lama di depan komputer, atau kenyamanan dari teknologi yang memudahkan banyak hal tanpa perlu bergerak. Namun, gaya hidup ini memiliki dampak serius bagi kesehatan tubuh.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa itu sedentary lifestyle, dampak buruknya, serta cara untuk mengatasi perilaku tidak aktif ini agar kita tetap sehat dan bugar.
Apa Itu Sedentary Lifestyle?
Dikutip Ayo Sehat, Sedentary lifestyle merujuk pada kebiasaan di luar waktu tidur di mana aktivitas fisik sangat minim, mengakibatkan sedikit kalori yang terbakar. Aktivitas ini umumnya kurang dari satu metabolic equivalent (MET). Menurut Kementerian Kesehatan RI (2013), sedentary behavior adalah perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur.
Contoh perilaku ini antara lain menonton TV dalam waktu lama, bermain video game, duduk berjam-jam di depan komputer, atau menggunakan kendaraan untuk perjalanan pendek yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Semua kegiatan ini adalah indikator dari gaya hidup yang kurang aktif, yang kian umum dengan kemajuan teknologi dan kenyamanan yang ditawarkan oleh berbagai perangkat.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Gaya Hidup Zero Waste dan Cara Menerapkannya
Dampak Buruk Sedentary Lifestyle pada Kesehatan
Gaya hidup yang tidak aktif dapat menyebabkan masalah serius pada tubuh. Sirkulasi darah yang buruk dan gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, yang akhirnya meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Selain itu, kebiasaan ini berdampak pada sistem kekebalan tubuh, memperbesar risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, dan kecemasan. Bahkan, gaya hidup tidak aktif dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit tertentu.
Sedentary lifestyle juga memiliki dampak buruk pada tubuh secara keseluruhan, termasuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, gangguan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia; gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan osteoporosis; serta gangguan mental seperti depresi dan masalah kognitif. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi perilaku tidak aktif dan lebih banyak beraktivitas fisik guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Semakin lama seseorang tidak bergerak, semakin besar pula risiko masalah kesehatan yang bisa timbul.
Baca juga: 7 Kegiatan Produktif yang Bisa Dicoba saat Malam Minggu, Sendiri Juga Bisa Lho!
Mengatasi Sedentary Behavior Dengan Aktivitas Fisik
Orang yang lebih sedikit bergerak memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, hingga 20-30% dibandingkan dengan mereka yang aktif bergerak. World Health Organization (WHO) bahkan mencatatkan bahwa kurangnya aktivitas fisik adalah penyebab kematian nomor empat di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gaya hidup yang kurang aktif ini.
Namun, terdapat banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi sedentary behavior. Langkah-langkah sederhana di rumah seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, berkebun, atau berolahraga ringan dapat membantu mengurangi gaya hidup ini. Saat menonton TV, cobalah untuk berdiri atau melakukan gerakan ringan, atau berdiri ketika berbicara di telepon.
WHO juga memberikan pedoman yang jelas mengenai aktivitas fisik yang dianjurkan untuk berbagai kelompok usia dan kondisi kesehatan. Mereka mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas aerobik dan penguatan otot secara teratur untuk menjaga kesehatan.
Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Kesehatan
Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga ringan, memiliki berbagai manfaat besar bagi tubuh. Aktivitas ini dapat meningkatkan kebugaran otot, kesehatan kardiorespirasi, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan tulang.
Selain itu, beraktivitas fisik dapat mengurangi risiko berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, beberapa jenis kanker, serta depresi.
Baca juga: Mengenal Gaya Hidup Slow Living: Menemukan Kedamaian di Tengah Kesibukan
Mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif tidak harus sulit. Anda bisa memulainya dengan langkah sederhana, seperti berjalan kaki di lingkungan sekitar, melakukan pekerjaan rumah tangga, atau berpartisipasi dalam olahraga ringan. Dengan bergerak lebih banyak, kita dapat menjaga kesehatan tubuh secara lebih efektif, dan terhindar dari dampak buruk akibat sedentary behavior.
Jadi, hindari menjadi "kaum rebahan", dan mari tingkatkan aktivitas fisik untuk kesehatan tubuh yang lebih baik.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila