
Pantau - Di era media sosial, istilah humblebrag semakin sering terdengar. Fenomena ini merujuk pada tindakan menyombongkan diri secara tidak langsung dengan menyisipkan keluhan atau sikap rendah hati palsu. Contohnya, seseorang mungkin berkata, “Aku nggak percaya bisa menang penghargaan ini, rasanya aku nggak pantas,” atau “Aku capek banget karena harus mengerjakan proyek besar di kantor.” Meski terlihat seperti keluhan atau kerendahan hati, sebenarnya pernyataan tersebut bertujuan untuk menonjolkan prestasi atau keunggulan mereka.
Apa Itu Humblebrag?
Menurut Merriam-Webster, humblebrag adalah pernyataan yang tampak seperti keluhan atau rasa malu, tetapi sebenarnya bertujuan untuk menarik perhatian pada pencapaian atau kualitas seseorang yang mengesankan. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Harris Wittels, seorang produser acara Parks and Recreation, dan kini menjadi bagian dari budaya populer berkat media sosial.
Humblebrag biasanya muncul dalam dua bentuk utama:
1. Keluhan Berbasis Prestasi
Contoh: "Aku terlalu sibuk karena semua orang ingin bekerja sama denganku."
Tujuannya adalah untuk menunjukkan betapa pentingnya dirinya.
2. Kerendahan Hati Palsu
Contoh: "Aku nggak percaya bisa masuk daftar bestseller. Aku merasa bukuku biasa saja."
Pernyataan ini bertujuan untuk memancing pujian.
Mengapa Humblebrag Dianggap Mengganggu?
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard dan University of North Carolina menemukan bahwa humblebragging membuat seseorang terlihat kurang disukai dibandingkan dengan mereka yang secara langsung menyombongkan diri. Bahkan, orang yang hanya mengeluh tanpa menyombongkan diri dianggap lebih jujur dan dapat diterima.
Alasan utama humblebrag dianggap mengganggu adalah karena sifatnya yang tidak tulus. Orang cenderung menghargai kejujuran, termasuk dalam hal membanggakan diri. Ketika seseorang mencoba menyembunyikan kesombongan mereka di balik keluhan atau kerendahan hati palsu, hal itu terasa manipulatif dan tidak autentik.
Seperti yang dikatakan Ovul Sezer, penulis studi tersebut, “Kamu mungkin berpikir humblebrag adalah cara terbaik untuk memadukan kesombongan dan kerendahan hati, tetapi kenyataannya ketulusan adalah kunci utama agar diterima orang lain”.
Baca juga: Identifikasi Tanda-tanda Butuh Digital Detox Agar Hidup Lebih Seimbang
Dampak Humblebrag terhadap Kehidupan Sosial
Humblebrag tidak hanya membuat seseorang terlihat kurang disukai, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan sosial mereka. Berikut beberapa dampaknya:
1. Menurunkan Kredibilitas
Orang yang sering humblebrag dianggap kurang kompeten dibandingkan mereka yang jujur tentang pencapaian mereka. Hal ini dapat merusak reputasi profesional maupun personal.
2. Memicu Perbandingan Sosial
Mendengar humblebrag dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman karena terpicu untuk membandingkan diri mereka dengan pembicara. Misalnya, jika seseorang mengatakan, “Aku capek banget karena harus menghadiri pesta penghargaan setiap malam,” pendengar mungkin merasa hidup mereka kurang menarik.
3. Mengurangi Empati dari Orang Lain
Karena terkesan manipulatif, humblebragger cenderung kehilangan simpati dari orang-orang di sekitarnya. Keluhan mereka tidak dianggap serius karena tujuan utamanya adalah pamer.
Mengapa Orang Melakukan Humblebrag?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk humblebrag:
1. Mencari Pengakuan
Dalam budaya yang menghargai kerendahan hati sekaligus prestasi, humblebrag menjadi cara untuk menunjukkan pencapaian tanpa terlihat sombong secara langsung.
2. Masalah Harga Diri
Psikolog Anne Millne-Riley menjelaskan bahwa banyak humblebragger memiliki harga diri rendah dan menggunakan perilaku ini sebagai strategi untuk meningkatkan ego mereka.
3. Pengaruh Media Sosial
Media sosial memberi platform untuk membagikan pencapaian kepada audiens yang lebih luas. Namun, keinginan untuk tetap terlihat rendah hati membuat banyak orang memilih humblebrag sebagai cara berbagi kabar baik.
Cara Menghindari Humblebrag
Jika kamu ingin berbagi pencapaian tanpa terkesan sombong atau manipulatif, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Jujur dan Langsung
Jika kamu merasa bangga atas pencapaian tertentu, ungkapkan dengan jujur tanpa menyembunyikannya di balik keluhan palsu. Misalnya: “Saya senang sekali bisa memenangkan penghargaan ini.”
2. Biarkan Orang Lain Memuji Kamu
Daripada memuji diri sendiri secara tidak langsung, biarkan orang lain memberikan pengakuan atas kerja keras mu.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Alih-alih membicarakan hasil akhir (misalnya penghargaan), ceritakan perjalanan atau usaha yang Anda lakukan untuk mencapainya.
4. Kurangi Kebutuhan untuk Membandingkan Diri
Hindari berbagi pencapaian hanya untuk membuat orang lain merasa kagum atau iri.
5. Latih Kerendahan Hati yang Sesungguhnya
Kerendahan hati sejati berarti merasa puas dengan pencapaian Anda tanpa perlu pengakuan dari orang lain.
Humblebrag adalah fenomena sosial yang semakin marak di era media sosial. Meskipun tujuannya adalah untuk menunjukkan prestasi tanpa terlihat sombong, perilaku ini sering kali justru membuat seseorang kurang disukai dan dianggap tidak tulus. Penelitian menunjukkan bahwa kejujuran jauh lebih dihargai daripada manipulasi terselubung dalam komunikasi sosial.
Daripada terjebak dalam kebiasaan humblebragging, lebih baik kita belajar untuk berbagi kebahagiaan dengan tulus atau bahkan memilih diam jika memang tidak diperlukan. Dengan begitu, kita dapat menjaga hubungan sosial tetap sehat dan autentik.
- Penulis :
- Pranayla Mauli Fathiha
- Editor :
- Pranayla Mauli Fathiha