
Pantau - Pada dasarnya, puasa tidak dapat menyebabkan diare dengan sendirinya. Namun, diare saat puasa bisa dipicu oleh pola makan ketika berbuka atau sahur. Selama periode berpuasa, kemampuan usus menjadi menurun karena cenderung tidak digunakan sepanjang hari.
Lalu, bagaimana cara mengatasi diare saat puasa? Apa yang harus dilakukan ketika penderita mengalami dehidrasi akibat diare saat puasa? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini yang dikutip dari laman siloamhospitals.
Penyebab Diare saat Puasa
Secara umum, diare adalah kondisi yang terjadi ketika makanan yang melewati saluran pencernaan bergerak terlalu cepat, hingga keluar dari tubuh tanpa melalui proses penyerapan. Sementara saat berpuasa, diare dapat terjadi akibat adanya sekresi air dan garam secara berlebihan di dalam saluran pencernaan.
Baca : Ini Penyebab Kena Diare Setelah Lebaran
Perubahan pergerakan usus dan jadwal makan yang berubah terkadang diasosiasikan dengan gangguan pencernaan. Setelah tidak makan selama hampir satu hari, seseorang akan memasuki waktu berbuka puasa. Di saat tersebut, makanan yang masuk secara tiba-tiba dapat merangsang refleks gastrokolik secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan percepatan buang air besar dan berpotensi diare.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya mengonsumsi minuman berkafein tinggi, seperti kopi dan teh, saat berbuka atau sahur. Selain mengonsumsi minuman berkafein tinggi, diare saat puasa juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:
- Intoleransi laktosa.
- Pola makan yang kurang tepat selama berpuasa.
- Infeksi bakteri, virus, maupun parasit.
- Radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
- Kekurangan asupan mineral.
- Ketidakseimbangan elektrolit.
- Alergi makanan tertentu.
- Efek samping obat-obatan.
Cara Mengatasi Diare saat Puasa
Mengalami diare saat puasa berpotensi menyebabkan dehidrasi hingga malabsorpsi. Ketika periode berpuasa, tubuh sudah cenderung lemas karena tidak mengonsumsi makanan maupun minuman sama sekali, apalagi bila ditambah dengan diare. Berikut adalah beberapa upaya penanganan yang bisa dilakukan ketika mengalami diare saat puasa.
1. Memperbanyak Konsumsi Cairan saat Buka dan Sahur
Jika diare masih tergolong ringan dan penderita bisa melanjutkan puasa, perbanyaklah konsumsi cairan saat berbuka dan sahur agar terhindar dari risiko dehidrasi parah. Apabila diare terus berlanjut, penderita juga disarankan untuk mengonsumsi oralit. Oralit digunakan untuk menggantikan karbohidrat, mineral, dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat diare.
Selama mengalami diare saat puasa, jangan lupa untuk memperbanyak cairan mulai dari berbuka hingga berakhirnya sahur agar tubuh terhidrasi dengan baik. Adapun rekomendasi jadwal asupan air mineral selama berpuasa adalah sebagai berikut:
1 gelas setelah bangun sahur.
1 gelas setelah makan sahur.
1 gelas setelah adzan maghrib.
1 gelas setelah buka puasa.
1 gelas setelah salat maghrib.
1 gelas sebelum salat isya.
1 gelas setelah salat tarawih.
1 gelas sebelum tidur.
2. Menghindari Makanan Berminyak dan Kandungan Gula Tinggi saat Buka dan Sahur
Apabila mengalami diare saat puasa, sebaiknya hindari memilih makanan berminyak atau berlemak serta makanan dengan kandungan gula tinggi saat berbuka maupun sahur. Sebab, jenis makanan tersebut dapat menyebabkan dumping syndrome, yaitu kondisi ketika makanan disalurkan ke usus halus sebelum dihancurkan dengan sempurna, sehingga dapat menyebabkan sakit perut dan gejala diare semakin memburuk.
Oleh karenanya, hindari makanan berminyak dan bergula tinggi sebisa mungkin sebagai santapan berbuka maupun sahur selama diare masih berlangsung. Upaya ini akan membuat tubuh merasa lebih baik dan gejala diare tidak semakin memburuk.
3. Mengonsumsi Probiotik dan Zink saat Buka dan Sahur
Asupan yang mengandung probiotik, seperti yogurt atau probiotik bubuk dalam kemasan sachet dapat membantu melawan bakteri jahat di dalam sistem pencernaan serta membuat perjalanan makanan di saluran cerna menjadi lebih baik. Waktu yang disarankan untuk mengonsumsi yoghurt adalah malam hari sebelum tidur.
Namun, komposisi yogurt juga harus diperhatikan. Sebaiknya, pilih produk yoghurt yang tidak mengandung pemanis buatan. Mengonsumsi yoghurt dengan pemanis buatan justru dapat menyebabkan gejala diare memburuk.
Mengonsumsi zink tablet satu kali sehari selama beberapa hari juga dapat membantu meredakan gejala diare. Hal ini dikarenakan zink dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di usus, merangsang reaksi imun tubuh di saluran pencernaan, dan memperbaiki kerusakan sel dengan cepat, serta mencegah komplikasi akibat diare.
Baca : Konsumsi Probiotik Dapat Jaga Kesehatan Mikrobiota yang Terganggu Akibat Polutan
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari
- Editor :
- Khalied Malvino