Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

'The Man from The Sea' Bukti Perayaan Diplomatik Indonesia-Jepang

Oleh Rifeni
SHARE   :

'The Man from The Sea' Bukti Perayaan Diplomatik Indonesia-Jepang

Pantau.com - Merayakan hubungan diplomatik antar negara ternyata tidak melulu melalui bidang politik, tapi juga bisa melalui karya seni seperti film. Seperti yang dilakukan Kaninga Pictures, production house (PH) Indonesia dengan Nikkatsu PH asal Jepang.

'The Man from The Sea (Laut)', film yang dipoles tangan dingin sutradara asal Jepang Koji Fukada, yang telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi di luar negeri ini dijamin akan membuat penonton bertanya-tanya dengan sekelumit penafsiran yang berbeda di pemikiran penontonnya.

"Menurut saya film yang baik itu seperti cermin. Penonton itu sifatnya masing-masing berbeda, cara berpikir berbeda, perasan berbeda. Menonton film yang sama sepertinya variasi, kalau nonton karya ini bisa menemukan diri sendiri yang baru," ujar Koji saat konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018)

Berlatar belakang kota Aceh dan Banda, film ini sarat pesan moral yang tersirat, bagaimana konflik di kota serambi Mekah itu, kota dan masyarakat yang pulih usai gulungan Tsunami 2004 silam, sindiran perbedaan suku, agama, dan bahasa, penggambaran pantai dan laut Aceh dan Banda yang Indah, hingga kisah persahabatan dan percintaan.

Kisah ini dimulai saat hadirnya secara misterius seorang pria Jepang (Dean Fujikawa) di pinggir pantai, memaksa Takako (Mayu Tsuruta) dan putranya Takashi (Taiga) mencari tahu lebih lanjut siapakah gerangan pria yang akhirnya diberi nama 'Laut' karena berasal dari laut.

Teman Takashi, Kris (Adipati Dolken) serta calon jurnalis muda Ilma (Sekar Sari) mau tidak mau ikut membantu proses pencarian. Hingga akhirnya mereka tak menyangka Laut adalah sosok misterius yang memiliki kekuatan unik, seperti menyembuhkan sakit, menyuburkan bunga yang telah layu, hingga berlari diatas air.

Uniknya, Dean yang berperan sebagai Laut pun tidak begitu paham karakter yang diperankannya seperti apa, karena oleh sutradara dibiarkan film itu mengalir tanpa kejelasan pasti.

Baca juga: Syuting di Negara Sakura, Velove Vexia Semakin Terpesona dengan Jepang

"Awal saya baca skripnya, saya tidak tahu Laut ini sosok seperti apa. jadi saya sering berbincang dengan Koji Fukada untuk mendalami peran ini," tutur Dean

Aneka bahasa meramaikan komunikasi antar peran, seperti bahasa Aceh, Indonesia, Inggris dan Jepang, namun tetap di dominasi Jepang, karena sutradara dan skenarionya berasal dari Jepang. 

Karenanya Taiga yang berperan sebagai anak Jepang yang besar di Indonesia ternyata cukup kesulitan bertindak fasih berbahasa, tapi berkat bantuan staf asal Indonesia dia berhasil melewati itu.

Hal ini juga yang sempat jadi kekhawatiran Adipati saat pertama kali didaulat sebagai Kris. Tentu saja setelah ia melalui serangkaian audisi yang ketat.

Baca juga: Film 'Alangkah Lucunya Negeri Ini' Memukau Penonton di Lisbon

"Ini pertama saya diarahkan oleh sutradara Jepang untuk sebuah film panjang. Awalnya deg degan karena kendala bahasa yang bisa menghambat komunikasi dalam kerja bareng ini, tapi ternyata ketakutan saya itu tidak terbukti," imbuhnya.

Sebelum diputar pertama kali di Indonesia, ternyata film ini telah melanglang buana ke berbagai festival film di Jepang, Busan, Hongkong, dan Kaohsiung setelah resmi di rilis pada Mei 2018 lalu.

Sayangnya, untuk penayangan di Indonesia, Kaninga belum bisa membocorkan tanggal pastinya, namun mereka menjanjikan pada 2019 mendatang dapat serentak tayang di seluruh Indonesia.

Penulis :
Rifeni