Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Benarkah Sering Makan Malah Bisa Membantu Proses Diet?

Oleh Gilang
SHARE   :

Benarkah Sering Makan Malah Bisa Membantu Proses Diet?

Pantau.com - Hampir semua orang tahu diet sehat itu banyak mengonsumsi buah dan sayuran dan mengurangi gula dan gorengan. Namun, yang kurang dikenal adalah seberapa sering kamu harus makan, dan seberapa cepat. 

Baca juga: Girls, Apa Sih yang Seringkali Membuat Kamu Gagal Diet

"Metabolisme tubuh dapat dibandingkan dengan perapian. Harus diisi ulang secara teratur agar bekerja dengan baik," jelas Heiko Griguhn, seperti dilansir dpa. 

Oleh karena itu, sambungnya, ia merekomendasikan agar makan dalam tempo yang sering dapat lima hingga tujuh kali sehari, bila kamu suka. Griguhn mengatakan bahwa orang yang ingin menurunkan berat badan kerap membuat kesalahan dan jarang makan. 

Setelah jeda yang panjang tanpa asupan makanan, tubuh mulai mencoba menghemat energi dengan mengurangi jumlah kalori yang terbakar. Selain itu, jika kamu pulang kerja karena kelaparan, kamu cenderung makan makanan cepat saji atau permen. 

Griguhn menyarankan agar cukup makan camilan di sore hari untuk menghindari gula darah rendah. Tidak mengherankan, terdapat pendapat yang berbeda-beda pada frekuensi makan yang optimal. 

Beberapa orang bersumpah dengan berpuasa berselang, sementara yang lainnya menyukai tiga kali makan setiap hari. German Nutrition Society (DGE) tidak membuat rekomendasi mengenai masalah ini, mengatakan bahwa penelitian tidak menyakinkan. Yang jelas, untuk memertahankan berat badan yang sehat, penting untuk tidak mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang kamu bakar. Griguhn mengatakan penting untuk membuat pilihan camilan yang bijak. 

"Porsi kecil sayuran atau camilan lainnya boleh di sela sarapan, makan siang, dan makan malam," ujarnya. 

Makan sehat tidak hanya melibatkan 'apa' dan 'seberapa sering', tetapi juga 'bagaimana'. Banyak dari kita diberitahu di masa kecil, 'Jangan makan begitu cepat!' Nafsu makan dan rasa kenyang diatur oleh otak - lebih tepatnya, oleh kelenjar hipofisis di dasarnya, kata ahli gizi Birgit Schramm. 

Tubuh melepaskan pembawa pesan kimia (chemical messengers) yang memberitahu otak ketika asupan makanan telah tercukupi.

"Makan secara perlahan membuat otak lebih gampang menerima sinyal kenyang yang dikirim oleh tubuh," katanya. 

Proses ini terhambat dengan makan cepat, atau dengan 'ngemil' - makan banyak makanan ringan di antara waktu makan.

"Dan mengunyah adalah persiapan untuk pencernaan. Potongan makanan harus dipecah oleh zat kimia di perut dan usus kecil. Itu membuat perbedaan apakah kamu menelan sepotong besar wortel atau mengunyahnya dengan benar terlebih dahulu," kata Schramm mengungkapkan. 

Para ahli merekomendasikan untuk mengunyah setiap suapan makanan sebanyak 15 hingga 30 kali. Untuk melakukan ini, kamu harus memberi cukup waktu untuk makan, tentu saja. Schramm merekomendasikan 15 hingga 20 menit untuk makan siang yang tepat, dan sekitar lima hingga delapan menit untuk sandwich, misalnya.

Penting juga untuk minum banyak cairan, termasuk saat makan. 

Baca juga: Sudah Olahraga dan Diet Tapi Berat Badan Tak Kunjung Turun? Jangan Kecewa, Mungkin Ini Penyebabnya

"Ini mensimulasikan produksi pencernaan. Dan makanan yang mengandung serat makanan bisa lebih baik dicerna dengan air yang cukup," jelas ahli gizi Manuela Martin.

Tetapi jangan menelan makanan yang kamu gigit dengan minuman kamu, jika tidak, kamu mungkin tidak cukup mengunyahnya, katanya. Lebih baik berhenti makan sejenak sebelum kamu minum, dan kemudian melanjutkan makan.

Penulis :
Gilang