
Pantau.com - Pertama kali berkolaborasi dengan Iqbaal Ramadhan diakui sutradara Hanung Bramantyo cukup sulit, mengingat aktor muda itu telah memiliki fans yang berjumlah jutaan, sehingga tidak aneh pemeran 'Dilan' itu cukup 'belagu' saat mendatangi lokasi latihan.
Baca juga: Demi Perankan Annelies, Mawar De Jongh Harus Belajar Jalan
"Praktiknya susah karena dia udah enam juta penonton (Dilan) karena lebih gede penontonnya dari 'Ayat-Ayat Cinta', dia masuk lokasi latihan aja belagunya kayak apa tau, anak muda umur 19 tahun fansnya udah banyak udah 6 juta orang fansnya Pak Prabowo pun kalah gede, bayangkan jadi itu yang terjadi," ujar Hanung di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019).
Melihat sikap Iqbaal itulah yang akhirnya membuat Hanung 'menginjak' Iqbaal dengan memberikan treatment khusus agar mampu memerankan karakter Minke, tokoh imajinasi sastrawan legenda Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya 'Bumi Manusia'.
"Kemudian disitu saya bilang, kamu orang yang paling gampang mendapatkan akses, mau enggak kita 'injak', kamu baca buku Mutatuli. Jadi saya enggak ngomong kamu harus jadi Minke, enggak. Saya cuma ngulik apa yang sudah kamu lakukan kalau kamu ada di Kanada," ungkapnya.
Dari sanalah Iqbaal menceritakan ia hidup di Kanada bersama orang Amerika, Eropa, dan China. Bahkan saat Iqbaal mengungkap bahwa ia orang Indonesia, faktanya belum banyak orang yang tahu tentang negaranya.
Kemudian Hanung mendapati ada 'Minke' dalam diri Iqbaal, yang hidup di negeri orang sebagai minoritas, namun harus berjuang hidup setara dengan mereka. Uniknya lagi pria berusia 19 tahun itu pernah meresensi novel 'Bumi Manusia' dalam bahasa Inggris.
Baca juga: Perankan Minke, Hanung Bramantyo Didik Iqbaal Ramadhan Jadi Budak
Merasa akhirnya sang aktor sudah memiliki dasar, Hanung kemudian menambah treatment-nya dengan menugaskan Iqbaal hidup sebagai 'budak', ia diharuskan meninggalkan segala fasilitas pembantu. Di rumah Iqbaal harus mencuci mengepel sendiri, tidur di lantai hanya beralaskan tiker bahkan hingga makan duduk di lantai.
"Di rumah lu tinggalkan pembantu, lu tidur di lantai makan di lantai, nyuci baju sendiri lakukan itu, sambil baca Mutatuli, sambil baca Max Havelaar, sambil baca pemikirannya feminisme kartini, ada beberapa buku yang saya kasih ke dia itu dalam waktu dua bulan," papar Hanung.
rn- Penulis :
- Gilang