Pantau.com - Indonesia memang dihuni lebih dari 267 juta penduduk, tapi sayangnya di negara seluas 1,5 juta kilometer persegi ini penduduknya tidak tersebar secara merata, sebagian besar berada di pulau Jawa, khususnya Jakarta sebagai ibukota negara sehingga ada saja kota tersepi di indonesia.
Lalu Apa Saja Kota Tersepi di Indonesia Itu?
Artinya, jika tidak tersebar secara merata ada beberapa pulau, daerah bahkan kota yang sangat sedikit penduduknya, bahkan beberapa kota ini dijuluki sebagai kota tersepi di Indonesia. Kota mana saja itu? Ini dia daftar lengkapnya hanya untuk sobat pantau.
1. Berau, Kalimantan Barat
(Foto: Wikipedia)
Di kota seluas 34.127 kilometer ini hanya dihuni penduduk sebanyak 251 ribu jiwa, yang artinya 7 kilometer hanya dihuni oleh 7 jiwa. Kota ini dikenal sebagai daerah pusat pertambangan batu bara, alih-alih dihuni manusia, Berau banyak dipenuhi kubangan dan galian bekas tambang.
Baca juga: Selain Unik, 5 Buah Indonesia Ini Langka Ditemukan
2. Pacitan, Jawa Timur
(Foto: Wikipedia)
Meski berada di pulau Jawa, kota satu ini memiliki tingkat kesepian sama seperti daerah-daerah pedalaman, karena penduduknya banyak yang merantau ke ibu kota untuk mengadu nasib dan mencari pekerjaan. Kota yang terletak di provinsi Jawa Timur ini dihuni 728 ribu di tanah seluas 1.389 kilometer, yang artinya hanya ada 523 jiwa per satu kilometer. Ukuran yang cukup sepi untuk sebuah kota di tanah Jawa.
3. Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT)
(Foto: Wikipedia)
Memiliki luas 2.864 kilometer persegi, kota satu ini hanya memiliki penduduk 209 ribu jiwa, yang berarti satu kilometer persegi hanya dihuni 154 jiwa. Bernama Alor, identik dengan kerajaan tua di Alor yakni Abui yang berkembang di pegunungan Alor.
4. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
(Foto: Wikipedia)
Kota satu ini terkenal dengan sungai terpanjang di Indonesia yaitu sungai Kapuas sepanjang 846 kilometer. Di tanah seluas 29.842 kilometer persegi ini hanya memiliki 277 ribu penduduk, yang artinya hanya ada 9 orang dalam radius satu kilometer persegi.
5. Sumba Timur, NTB
(Foto: Wikipedia)
Kota satu ini terkenal dengan kain tenunnya, bahkan disebut-sebut harganya cukup mahal karena pembuatannya yang memakan waktu. Memiliki tanah seluas 7.000 kilometer persegi, Sumba Timur hanya di huni 252 jiwa. Berarti dalam radius satu kilomter baru ditemukan hanya di huni 36 orang.
6. Dompu, NTB
(Foto: Wikipedia)
Berada dalam ruang lingkup Nusa Tenggara Barat di pulau Sumbawa. Kota yang terkenal dengan susu kuda liar dan madunya ini hanya dihuni 214 ribu jiwa di tanah seluas 2.391 kilometer persegi. Artinya per kilometernya hanya terdapat 90 manusia.
Baca juga: 5 Kota Terdingin yang Ada di Indonesia
7. Malinau, Kalimantan Utara
(Foto: Wikipedia)
Kabupaten satu ini dikenal sebagai Bumi Intimung dan memiliki Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1,3 juta hektar. Sayang di tanah seluas 42.620 kilometer persegi hanya dihuni 80 ribu jiwa. Berarti dalam radius satu kilometer persegi hanya ditemukan 1 sampai 2 orang saja.
8. Banyuwangi, Jawa Timur
(Foto: Wikipedia)
Sama seperti Pacitan, salah satu kota di Jawa Timur ini banyak ditinggal merantau para penghuninya, sebagian besar kota ini dihuni oleh para orang tua, sedangkan anak mudanya banyak mengadu nasib di ibu kota. Miliki luas 5.782 kilometer persegi, kota ini hanya di huni 1.735 ribu jiwa, dimana kepadatannya seumpama baru ditemukan tiga orang manusia sejauh satu kilometer persegi.
9. Katingan, Kalimantan Tengah
(Foto: Wikipedia)
Daerah yang pernah jadi wilayah jajahan Majapahit ini memiliki luas 17.800 kilometer parahnya hanya dihuni 160 ribu jiwa, dimana kepadatannya sebanyak 9 jiwa menghuni satu kilometer persegi tanah.
Baca juga: Indonesia Jadi yang Terluas, Ini 5 Negara Terkecil di Asia Tenggara
10. Murung Raya, Kalimantan Tengah
(Foto: Wikipedia)
Masih berada di pulau yang memiliki hutan lebat, Murung Raya memiliki luas 23.700 kilometer persegi yang dihuni sebanyak 112 ribu jiwa, dimana hanya ada 4 hingga 5 orang dalam radius satu kilometer. Murung Raya banyak didominasi perbuktian dan pegunungan dengan ketinggian 15 hingga 1.910 meter di atas permukaan laut (mdpl).
- Penulis :
- Dini Afrianti Efendi
