Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Ini Bahayanya Jadi Perokok Pasif: Kanker Paru hingga Serangan Jantung

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Ini Bahayanya Jadi Perokok Pasif: Kanker Paru hingga Serangan Jantung

Pantau.com - Sepertiga orang yang berada di lingkungan perokok berat atau biasa disebut dengan perokok pasif akan mengalami kerusakan paru-paru sama dengan seperti mereka yang merokok, kata para peneliti dari hasil pemindai MRI.

Kerusakan paru-paru pada perokok pasif dapat terdeteksi setelah pemeriksaan dokter dengan menggunakan pemindai MRI (Magnetic Resonance Imaging), yakni gambaran potongan cara singkat badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet kuat mengelilingi anggota badan.

MRI atau citra resonansi magnetik digunakan para dokter tersebut untuk melihat paru-paru orang yang sering berada dalam lingkungan perokok berat, dan mereka menemukan jenis kerusakan paru-paru yang menyebabkan emfisema.

Baca Juga: Dampak Buruk Rokok dari Sang Ayah bagi Si Calon Bayi

"Kami menilai perubahan-perubahan yang terjadi itu adalah tanda awal kerusakan paru-paru, berupa emfisema dalam bentuk ringan," kata pemimpin penelitian tersebut, Chengbo Wang, seorang dokter MRI di The Children's Hospital of Philadelphia.

"Hampir sepertiga orang yang telah lama menjadi perokok pasif, mengalami perubahan-perubahan struktural ini," kata Wang.

"Sepanjang pengetahuan kami, ini merupakan pertama kalinya studi citra yang bertujuan menemukan kerusakan paru-paru pada perokok pasif yang telah lama berada di lingkungan penuh asap rokok.

Kami berharap karya kami memperkuat usaha para pembuat undang-undang maupun pembuat kebijakan dalam mengurangi masyarakat yang menjadi perokok pasif," ujarnya.

Wang mengemukakan, 35 persen anak-anak di AS tinggal bersama orang yang merokok di rumah.

Tim tersebut meneliti 60 orang dewasa berusia antara 41 hingga 79 tahun di mana 45 dari jumlah tersebut belum pernah merokok.

Mereka yang tidak merokok digolongkan perokok pasif berat jika setidak-tidaknya telah 10 tahun hidup bersama seorang perokok.

Baca Juga: Studi: Pria Perokok Berumur Lebih Pendek dari Bukan Perokok

"Sudah lama ada hipotesa bahwa kontak langsung dalam jangka panjang dengan asap rokok orang lain, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, namun metode sebelumnya yang menganalisa perubahan paru-paru tidak cukup peka untuk mendeteksi hal itu," kata Wang.

Timnya memakai teknik yang disebut global helium-3 difusi pencitraan resonansi magnetik. "Dengan teknik ini, kami dapat memeriksa struktur paru-paru hingga tingkat mikroskopis," kata Wang.

Mereka mendapati 57 persen perokok dan 33 persen perokok pasif berat mengalami tanda awal kerusakan paru-paru, sebagaimana hasil pemindaian MRI.

Penulis :
Kontributor NPW