
Pantau.com - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan produksi sampah pada ajang Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang telah berlangsung di Sirkuit Mandalika mencapai 51 ton, baik sampah organik maupun anorganik.
"Semua sampah telah terangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah, Supardiono di Praya, Kamis, 24 Maret 2022.
Sampah yang dihasilkan pada ajang balap MotoGP Indonesia tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan sampah pada ajang World Superbike (WSBK) 2021 sebanyak 24 ton.
Namun, jumlah sampah pada ajang MotoGP tersebut merupakan hasil perhitungan sementara, karena saat ini masih dilakukan pembersihan usai balapan.
Jumlah penonton pada ajang balap MotoGP Indonesia mencapai 60 ribu sesuai dengan tiket yang dijual oleh penyelenggara, sehingga jumlah produksi sampahnya lebih banyak dari ajang WSBK yang penontonnya hanya 15 ribu.
"Itu baru sementara, yang jelas lebih banyak dari WSBK," katanya.
Sebelum dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu dipilah. Sedangkan untuk sampah plastik ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan dibawa ke tempat daur ulang.
"Sampah organik dibawa ke Desa Sengkol, sedangkan sampah anorganik dibawa ke TPA Desa Pengengat," kata Supardiono.
Ia mengatakan, peran Dinas Lingkungan Hidup dalam ajang MotoGP tersebut hanya sebagai pendukung karena telah ada petugas khusus yang telah disiapkan penyelenggara untuk penanganan sampah pada ajang tersebut.
"Telah ada petugas khusus, kami hanya membantu. Sampai saat ini kami masih menunggu laporan untuk total sampah yang telah dibersihkan," katanya.
Baca juga: Video Teriakan ‘Anies Presidenku’ di MotoGP Mandalika Viral, PSI: Dia Harus Belajar dari Jokowi
Baca juga: BMKG Tegaskan Hujan di Mandalika Berhenti Bukan karena Pawang, tapi Memang Sudah Waktunya Berhenti
rn- Penulis :
- Tim Pantau.com