
Pantau.com - Senjata yang digunakan untuk menembak pegawai ASN Dishub Kota Makassar najamuddin Sewang dibeli dari seorang teroris. Eksekutor yang merupakan anggota brimob membeli sebuah pistol secara online.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto mengatakan, polisi menelusuri lagi penjual senjata tersebut. Usut punya usut ternyata terhubung dengan jaringan teroris.
"Setelah kita telusuri didapatkan info dari jaringan teroris yang memang menjual senjata. Pelaku (SR) adalah oknum anggota Polri namun demikian kita tidak ada tutup-tutupan. Kita proses dan sanksi berat," tegas Budhi.
Budhi mengatakan atas penyelidikan kasus ini kemudian berkembang dengan penjual pistol yang ternyata teroris.
"Kita menelusuri terus penjual senjata ini dari mana, kemudian kita sampai saat ini menetapkan lima tersangka," paparnya.
Ketika polisi mengungkap kronologi kasus penembakan terhadap Najamuddin Sewang, lima orang kini ditetapkan menjadi tersangka. Mereka adalah MIA sebagai otak dari kasus ini. Kemudian SR, CA, AS dan SA yang membantu melakukan pembunuhan. Berikut nama dan perannya dalam dugaan pembunuhan berencana.
1. MIA - Otak atau penyusun cerita untuk membunuh mantan bawahannya Najamuddin Sewang.
2.SR - Perantara mencari eksekutor
3. CA - Pemilik senjata
4. AS - Eksekutor
5. SA - Orang yang bekerja sama dengan pelaku kedua SR
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto mengatakan, pihaknya mengamankan barang bukti uang tunai Rp85 juta di dalam tas, dua unit kendaraan roda dua, rekaman CCTV di 10 titik, satu senjata api, 53 buah peluru, dan 1 proyektil yang ditemukan dalam tubuh korban.
Budhi mengatakan motif dari peristiwa ini begitu unik, pasalnya MIA belum mengakui bahwa dia pelaku utama dari kejadian ini dan ternyata didasari oleh asmara.
"Saya ingatkan rekan-rekan jangan punya simpanan. Asmara menutup hati kita. Sehingga kita tidak bisa berpikir sehat," ujarnya kepada wartawan, Senin, 18 April 2022.
Dari satu pelaku yang diamankan awalnya kemudian berkembang. Ternyata kasus ini dilakukan secara berkelompok.
"Kami profesional dan kami bisa mengumpulkan seluruh alat bukti nanti di persidangan. Kita periksa saksi dan kesesuaian alat bukti. Sehingga kita yakin ada satu orang yang diduga kuat sebagai pelaku," ujarnya.
Ternyata pembunuhan terhadap Najamuddin Sewang Pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar sudah direncanakan sejak tahun 2020. Tersangka MIA juga pernah menggunakan jasa dukun untuk menghabisi korban.
"Mereka mencari dukun. Ada orang yang disuruh untuk melempar sesuatu di rumah korban. Tapi korban tidak meninggal. Akhirnya dia cari siapa yang bisa bunuh korban ini dan ketemu. Akhirnya terjadilah pembunuhan ini," jelas budhi.
rn- Penulis :
- Desi Wahyuni