Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Puncak Arus Mudik Diprediksi Hari Ini, Simak Titik Kepadatannya

Oleh Firdha Rizki Amalia
SHARE   :

Puncak Arus Mudik Diprediksi Hari Ini, Simak Titik Kepadatannya

Pantau.com - Bertepatan dengan dimulainya cuti bersama pada hari ini, Jumat, 29 April 2022, diprediksikan menjadi puncak arus mudik Lebaran 2022. 

PT Jasa Marga (Persero) merilis jumlah data kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek pada H-10 sampai H-5 Lebaran 2022 atau pada Jumat, 22 April  hingga Rabu, 27 April 2022 sebanyak 951.758 kendaraan. 

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, mengatakan volume lalu lintas yang meninggalkan Jabodetabek meningkat. "Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 9,4 persen jika dibandingkan lalin normal periode November 2021 dengan total 870.371 kendaraan," kata Dwimawan.

"Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabodetabek terbanyak ke arah timur yaitu Trans Jawa dan Bandung sebanyak 471.044 atau 49,5 persen kendaraan," tambah Heru. 

Sedangkan kendaraan yang menuju arah barat (Merak) sebanyak 289.122 (30,4 persen) kendaraan dan sebanyak 191.592 (20,1 persen) kendaraan menuju arah selatan (Puncak). 

Arus kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek menuju timur yakni arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, berjumlah 287.814 kendaraan, meningkat dari lalu lintas normal sebanyak 47,1 persen.

Kemudian sebanyak 183.230 kendaraan meninggalkan Jabodetabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang. Angka tersebut turun sebesar 3,1 persen dari lalu lintas normal..

Meningkat sebesar 22,4 persen dari hari biasanya, kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut yakni 471.044 kendaraan.

Lalu, sebanyak 289.122 kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak. Data tersebut meningkat sebesar 1,29 persen.Dan turun sebesar 4,3 persen dari hari biasanya, kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi saat ini hanya sebanyak 191.592 kendaraan. 

Di Tol Jakarta-Cikampek pada Kamis kemarin, 28 April, pukul 17.00 WIB, mulai diberlakukan sistem ganjil genap agar mengantisipasi kemacetan.

Gerbang tol yang telah memberlakukan sistem ganjil genap di antaranya, Tol Pondok Gede atau Pangkalan Jati, Tol Bekasi Barat, Tol Bekasi Timur, dan Tol Tambun. Kemudian, Tol Cibitung, Tol Cikarang Barat, Tol Cibatu dan Tol Cikarang Pusat atau Timur.

Pemberlakuan sistem ganjil genap tersebut bersamaan dengan penerapan sistem satu arah atau one way di jalan tol mulai 28 April 2022 sampai 1 Mei 2022.

Mulai dari Tol Cikampek Km 47 sampai dengan Gerbang Tol Kalikangkung Km 414 akan diberlakukan rekayasa lalu lintas one way dan ganjil genap di jalan tol pada saat arus mudik Lebaran.

One way dijalan tol saat arus mudik Lebaran 2022 berlaku pada Kamis, 28 April yang dimulai pukul 17.00 sampai 00.00 WIB, Jumat, 29 April 2022, yang dimulai pukul 07.00 sampai 00.00 WIB. Lalu pada Sabtu, 30 April 2022, yang dimulai pukul 07.00 sampai 00.00 WIB. Selanjutnya Minggu, 1 April 2022, yang dimulai pukul 12.00 sampai 07.00 WIB.

Melihat kembali pada kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek tetap tak terhindarkan, walau sudah melakukan berbagai rekayasa lalu lintas. Kemacetan diprediksi akan bertambah parah dengan puncak arus mudik yang terjadi hari ini. 

Ruas Tol Jakarta-Cikampek macet karena penuh sesaknya kendaraan yang terparkir di bahu jalan. Kendaraan itu diparkir di bahu jalan bukan tanpa alasan, jelas Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati. 

Menurutnya, kemacetan dikarenakan kendaraan yang diduga tengah mengantre masuk ke dalam rest area yang sudah penuh dengan kendaraan sehingga tidak dapat lagi menampung kendaraan maupun para pemudik. 

"Kaitannya dengan penggunaan rest area yang mengakibatkan antrean sehingga parkir di bahu jalan dan akhirnya juga membuat penyempitan di ruas tol sendiri. Itu berimbas terus sampai ke belakang," ujar Juru Bicara Kemenhub. 

Adita menyampaikan imbauan pemerintah bahwa para pemudik yang menggunakan jalan tol, untuk memanfaatkan rest area maksimal 30 menit. Waktu 30 menit itu bisa digunakan untuk hal yang paling penting, seperti pergi ke toilet.  

"Kami imbau masyarakat gunakan rest area itu maksimal 30 menit, dan lakukan hal yang paling penting, seperti pergi ke toilet, itu tentu enggak bisa dihindari," kata Adita. 

Sebagai langkah supaya kepadatan kendaraan yang terparkir hingga bahu jalan tol dapat terurai, pemerintah menetapkan waktu sebanyak 30 menit saja agar dapat bergantian dengan kendaraan lain yang juga mengantre.

Melalui Adita, Kemenhub juga mengimbau pemudik untuk makan dan minum tidak berlarut-larut di rest area. 

Adita menyarankan, sebaiknya rest area hanya sebagai tempat untuk memesan dan membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang.

Selain kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek, kepadatan juga terjadi di Jalan Tol Jakarta-Merak dan Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. 

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, sejumlah penyebab kepadatan kendaraan pemudik di Pelabuhan Merak antara lain, banyak masyarakat yang mengira masih dapat membeli tiket langsung di tempat atau go show.

"Mungkin dikiranya tinggal beli di sana seperti tahun sebelumnya atau go show, padahal sekarang tidak ada lagi," ujar Budi dalam konferensi pers Kemenhub. 

Karena hal tersebut, kendaraan calon penumpang memadati tempat parkir di pelabuhan yang berdampak pada antrean masuk kendaraan ke dermaga.

 "Namun di sekitar depan dermaga ada beberapa agen yang akan membantu masyarakat kalau belum menggunakan aplikasi Ferizy (aplikasi pesan tiket kapal Ferry secara online)," jelas Budi. 

Selanjutnya, penyebab kepadatan bisa terjadi karena banyaknya pemudik yang tiba di pelabuhan beberapa jam lebih awal dari jadwal keberangkatan. Hal itu membuat kendaraan pemudik yang datang lebih awal memenuhi tempat parkir di dermaga atau di depan dermaga.

"Ini kadang-kadang dimaknai oleh masyarakat, kok saya sudah datang kemudian enggak diangkut padahal jadwalnya adalah jam 10 malam. Nah, secara akumulatif kendaraan seperti itu, enggak sedikit ternyata cukup banyak," ujarnya.

Para pemudik pada akhirnya disarankan melakukan manajemen perjalanan dengan baik, sesuai jadwal keberangkatan kapal.

Penulis :
Firdha Rizki Amalia