
Pantau.com - Petugas PPSU bernama Ray Prama Abdullah yang sempat berbohong dirinya dibegal di Sawah Besar, Jakarta Pusat, akhirnya tidak dilakukan proses hukum oleh pihak kepolisian.
Kapolsek Sawah Besar, Kompol Maulana Mukarom mengatakan bahwa alasan Ray tidak diproses hukum karena pria tersebut merupakan seorang tulang punggung keluarganya.
“Penyidik dari Polsek Sawah Besar menilai perkara tersebut dapat ditempuh melalui jalur lain fi luar sanksi hukum,” kata Maulana kepada Wartawan, Jumat, 29 April 2022.
Adapun keputusan itu diambil karena Ray merupakan tulang punggung keluarga, terlebih ia mempunyai seorang anak yang masih kecil dan membutuhkan peran sorang ayah.
“Penyidik mengambil keputusan untuk tidak menempuh jalur hukum karena dengan bahwa yang bersangkutan adalah memang betul-betul tulang punggung keluarga,” ucap Maulana.
“Yang bersangkutan memiliki anak balita yang masih membutuhkan peran seorang ayah serta setelah kita lakukan interogasi pensalaman,” tambahnya.
Atas kasus tersebut, Maulana mengatakan bahwa Ray telah mengakui atas kesalahannya itu dan ia juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
“Yang bersangkutan betul-betul mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi tindakannya serta tidak mengulangi pelanggaran hukum lainnya,” ungkap Maulana.
"Yang bersangkutan betul-betul mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi tindakannya serta tidak mengulangi pelanggaran hukum lainnya," tutur Maulana.
Diberitakan sebelumnya, beredar di sejumlah media yang mengabarkan bahwa petugas PPSU tersebut di begal setelah mengambil uang THR sebesar Rp4,4 juta di depan RS Husada, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu, 27 April 2022 pukul 05.20 WIB.
Usai diselidiki tim penyidik, akhirnya petugas PPSU bernama Ray Prama Abdullah (28) akhirnya mengaku bahwa tidak mengalami pembegalan, namun kalah bermain judi "online" atau daring.
"Yang bersangkutan sudah mengaku, uang-nya itu habis untuk main judi 'slot', cuma karena takut sama istrinya, dia mengarang cerita bahwa di begal, kita cek TKP, sisir CCTV, periksa saksi-saksi, tidak ada kejadian itu," kata Wildan saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Kamis.
rn- Penulis :
- M Abdan Muflih