Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pernyataan Lengkap Singapura soal Tolak UAS, Singgung 'Kafir' hingga Bom Bunuh Diri

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Pernyataan Lengkap Singapura soal Tolak UAS, Singgung 'Kafir' hingga Bom Bunuh Diri
Pantau.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) dideportasi dari Singapura. Sebelum dideportasi, UAS ditahan di sebuah ruangan kecil. Bukan hanya UAS yang ditahan dan dideportasi, tapi juga istri, anak dan rombongan UAS.

Melalui situs resminya, Selasa (17/5), Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) Singapura mengatakan bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura karena telah menyebarkan ajaran ekstremisme dan ajaran yang menimbulkan segregasi.

"(Somad) tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," sebutnya.

Selain itu, Uas dianggap pernah merendahkan agama Kristen dan membenarkan aksi bom bunuh diri dalam konteks Israel-Palestina. Berikut pernyataan lengkap Singapura atas penolakannya terhadap UAS memasuki negaranya.

1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri untuk kembali ke Batam di hari yang sama.

2. Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai “kafir” (kafir).

3. Masuknya seseorang sebagai pengunjung ke Singapura bukanlah otomatis atau hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan rekam jejak masing-masing. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.
Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani