Pantau.com- Sebuah sambungan telepon masuk ke telepon seluler milik Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat sedang dalam perjalanan menuju Bandung, Jawa Barat. Haedar lantas memutar kembali kendaraannya menuju Yogyakarta.
Ia melaju ke RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman. Pasalnya, ia mendapat kabar bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dalam kondisi kritis.
Pada Kamis (26/5/2022) malam, kondisi pria yang akrab disapa Buya itu dilaporkan dalam keadaan baik. Bahkan beberapa jam sebelum wafat, Buya masih bisa berkomunikasi dan sarapan pagi.
"Tapi sekitar setengah delapan, beliau kritis sampai jam 10.15 WIB," kata Haedar seperti dilansir dari situs Muhammadiyah.or.id, Jumat (27/5/2022).
Haedar sempat menemani Buya sekitar setengah jam sebelum mengembuskan napas terakhir. Ia menegaskan tim dokter rumah sakit telah melakukan tugas secara maksimal dan berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan.
"Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas," kata Haedar.
Jenazah Buya disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta. Jenazah buya akan dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah, Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Jumat (27/5/2022) sore.
Ia melaju ke RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman. Pasalnya, ia mendapat kabar bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dalam kondisi kritis.
Pada Kamis (26/5/2022) malam, kondisi pria yang akrab disapa Buya itu dilaporkan dalam keadaan baik. Bahkan beberapa jam sebelum wafat, Buya masih bisa berkomunikasi dan sarapan pagi.
"Tapi sekitar setengah delapan, beliau kritis sampai jam 10.15 WIB," kata Haedar seperti dilansir dari situs Muhammadiyah.or.id, Jumat (27/5/2022).
Haedar sempat menemani Buya sekitar setengah jam sebelum mengembuskan napas terakhir. Ia menegaskan tim dokter rumah sakit telah melakukan tugas secara maksimal dan berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan.
"Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas," kata Haedar.
Jenazah Buya disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta. Jenazah buya akan dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah, Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Jumat (27/5/2022) sore.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi
