
Pantau - Pernyataan Habib Rizieq Shihab (HRS) tentang kondisi negara 'darurat kebohongan' mendapat respons dari Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif.
Slamet menyebut, pernyataan Habib Rizeq tidak ditujukan pada individu tertentu, namun pada pihak yang sering menebar kebohongan.
"Pernyataan HRS tersebut ditujukan kepada siapa pun anak bangsa Indonesia yang suka berbicara tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang sebenarnya. Tidak ditujukan kepada spesifik individu siapa pun itu," kata Slamet, Kamis (21/7/2022).
"Kan kita sering lihat dan dengar, baik di medsos maupun dunia nyata, dari anak-anak hingga tua, dari rakyat, bisa pejabat, banyak yang melakukan kebohongan publik," sambungnya.
Kendati demikian, Slamet memohon kepada seluruh pihak agar tidak gusar bila bukan pembohong. Menurutnya, kejujuran akan menimbulkan ketenangan dalam hati.
"Jadi nggak usah tersinggung kalau memang bukan tukang bohong," ucapnya.
"Kalau kita nggak punya budaya bohong, ya terasa adem dan sejuk di kulit kita. Tapi kalau kita ada luka (suka bohong), ya pasti terasa sakit, bahkan kalau sakit betul, itu borokan namanya (bohong jadi budaya). Jadi sekarang kita bisa melihat mana yang sehat dan mana yang sakit (bohong)," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, pasca dinyatakan bebas bersyarat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Habib Rizieq Shihab menyinggung kondisi negara penuh dengan darurat kebohongan dan kedzaliman.
Hal itu ia nyatakan saat konferensi pers yang ditayangkan siaran langsung kanal YouTube Islamic Brotherhood Television (IBTV), Rabu (20/7/2022).
Dalam konferensi pers yang dihadiri para ulama di kediaman Habib Rizieq, Jalan Petamburan 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Habib Rizieq sempat berbicara tentang revolusi akhlak.
“Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak,” tegasnya.
Slamet menyebut, pernyataan Habib Rizeq tidak ditujukan pada individu tertentu, namun pada pihak yang sering menebar kebohongan.
"Pernyataan HRS tersebut ditujukan kepada siapa pun anak bangsa Indonesia yang suka berbicara tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang sebenarnya. Tidak ditujukan kepada spesifik individu siapa pun itu," kata Slamet, Kamis (21/7/2022).
"Kan kita sering lihat dan dengar, baik di medsos maupun dunia nyata, dari anak-anak hingga tua, dari rakyat, bisa pejabat, banyak yang melakukan kebohongan publik," sambungnya.
Kendati demikian, Slamet memohon kepada seluruh pihak agar tidak gusar bila bukan pembohong. Menurutnya, kejujuran akan menimbulkan ketenangan dalam hati.
"Jadi nggak usah tersinggung kalau memang bukan tukang bohong," ucapnya.
"Kalau kita nggak punya budaya bohong, ya terasa adem dan sejuk di kulit kita. Tapi kalau kita ada luka (suka bohong), ya pasti terasa sakit, bahkan kalau sakit betul, itu borokan namanya (bohong jadi budaya). Jadi sekarang kita bisa melihat mana yang sehat dan mana yang sakit (bohong)," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, pasca dinyatakan bebas bersyarat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Habib Rizieq Shihab menyinggung kondisi negara penuh dengan darurat kebohongan dan kedzaliman.
Hal itu ia nyatakan saat konferensi pers yang ditayangkan siaran langsung kanal YouTube Islamic Brotherhood Television (IBTV), Rabu (20/7/2022).
Dalam konferensi pers yang dihadiri para ulama di kediaman Habib Rizieq, Jalan Petamburan 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Habib Rizieq sempat berbicara tentang revolusi akhlak.
“Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak,” tegasnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino