Pantau - Viral di media sosial pembalut khusus inkontinensia atau kondisi ketika seseorang sulit menahan buang air kecil sehingga mengompol. Disebutkan bahwa produk tersebut mampu membantu mereka yang suka bolak-balik ke toilet.
"Kondisi seperti itu sebenarnya bukan masalah, asal bukan alasan malas ke toilet. Intinya selama masih sehat dan kondisi memungkinkan ke toilet tidak disarankan pakai," kata Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi, dr Julita Nainggolan, Senin (12/6/2023).
"Kalau memang terpaksa, pakai sesuai rekomendasi dari beberapa literatur 2-4 jam sekali harus ganti." sambungnya.
Seperti saat sedang menstruasi, mengganti pembalut menjadi hal yang wajib dilakukan. Pasalnya, vagina bukanlah area yang steril, banyak kuman dan termasuk jamur ada di dalamnya sehingga jika ada faktor pendukung, maka kuman maupun jamur bisa tumbuh, 'berkembang biak' berkali lipat.
"Konsep pemakaian pembalut masih sama, cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemakaian pembalut secara terus menerus meningkatkan risiko terjadinya infeksi, bisa dikarenakan efek iritasi dari si pembalut, alergi terhadap kandungan bahannya dan kelembapan yang tinggi di area vagina, di mana kita tahu vagina sendiri adalah area yang tadinya sudah lembap," katanya.
"Kondisi seperti itu sebenarnya bukan masalah, asal bukan alasan malas ke toilet. Intinya selama masih sehat dan kondisi memungkinkan ke toilet tidak disarankan pakai," kata Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi, dr Julita Nainggolan, Senin (12/6/2023).
"Kalau memang terpaksa, pakai sesuai rekomendasi dari beberapa literatur 2-4 jam sekali harus ganti." sambungnya.
Seperti saat sedang menstruasi, mengganti pembalut menjadi hal yang wajib dilakukan. Pasalnya, vagina bukanlah area yang steril, banyak kuman dan termasuk jamur ada di dalamnya sehingga jika ada faktor pendukung, maka kuman maupun jamur bisa tumbuh, 'berkembang biak' berkali lipat.
"Konsep pemakaian pembalut masih sama, cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemakaian pembalut secara terus menerus meningkatkan risiko terjadinya infeksi, bisa dikarenakan efek iritasi dari si pembalut, alergi terhadap kandungan bahannya dan kelembapan yang tinggi di area vagina, di mana kita tahu vagina sendiri adalah area yang tadinya sudah lembap," katanya.
- Penulis :
- renalyaarifin
