billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Dokter Spesialis: Kanker Serviks Tidak Dipicu oleh Pembalut, Tapi Virus HPV

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Dokter Spesialis: Kanker Serviks Tidak Dipicu oleh Pembalut, Tapi Virus HPV
Foto: Ilustrasi Pembalut (getty images)

Pantau - Kanker serviks masih menjadi salah satu jenis kanker dengan kasus tertinggi di Indonesia. Namun, banyak mitos yang berkembang terkait penyebabnya, termasuk anggapan bahwa penggunaan pembalut memicu kanker serviks.

Spesialis obstetri dan ginekologi konsultan onkologi, dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, SpOG(K)Onk, menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Menurutnya, kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV) dan tidak ada kaitannya dengan penggunaan pembalut.

"Pembalut itu aman. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bahan kimia di dalam pembalut dapat memicu kanker serviks. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18," ujar dr. Kartiwa dalam sebuah seminar kesehatan di Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).

Baca Juga:
Dokter Bagikan Tips Kurangi Konsumsi Gula pada Anak Guna Cegah Kecanduan
 

HPV sebagai Penyebab Utama

Dr. Kartiwa menjelaskan bahwa HPV adalah virus yang sangat umum dan sering kali tidak menunjukkan gejala pada penderitanya. Penularannya dapat terjadi melalui kontak kulit, termasuk hubungan seksual.

"HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Virus ini bisa bertahan lama di tubuh jika tidak diatasi, terutama pada perempuan dengan daya tahan tubuh rendah. Infeksi berulang atau persisten dalam waktu lama—sekitar 15-20 tahun—bisa berkembang menjadi kanker," jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa infeksi HPV tidak selalu berkembang menjadi kanker. Pada banyak kasus, sistem imun tubuh dapat mengatasi infeksi HPV secara alami. Namun, deteksi dini tetap penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Langkah Pencegahan

Sebagai upaya pencegahan, dr. Kartiwa menganjurkan pemeriksaan dini secara rutin seperti pap smear atau tes HPV, terutama untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual.

"Pemeriksaan harus dilakukan secara berkala, minimal setiap 5-10 tahun sekali. Ini membantu mendeteksi lesi pra-kanker lebih dini, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih efektif," katanya.

Selain itu, vaksin HPV juga disebutnya sebagai langkah preventif yang sangat penting. Vaksin ini dapat melindungi dari sebagian besar tipe HPV yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks.

"Kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan pemeriksaan rutin sangat penting. Dengan begitu, angka kasus kanker serviks dapat ditekan," tutup dr. Kartiwa.

Kesimpulan

Kanker serviks tidak disebabkan oleh pembalut atau bahan kimia di dalamnya, melainkan oleh infeksi HPV. Edukasi mengenai vaksinasi, deteksi dini, dan menjaga daya tahan tubuh menjadi kunci untuk melawan kanker serviks.

Penulis :
Ahmad Ryansyah