
Pantau.com - Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak menggunakan lagi ujaran kebencian dan berhijrah ke ujaran kebenaran. Menurut Jokowi, masyarakat harus mewaspadai ujaran kebencian dan berita bohong karena berbahaya bagi keutuhan bangsa.
"Hijrah dari ujaran-ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah ke hal-hal yang konsumtif ke hal-hal yang produktif. Karena inilah yang diperlukan bangsa kita Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat penganugerahan Pini Sepuh dari Paguyuban Pasundan di Bandung, Jawa Barat, Minggu (11/11/2018).
Baca juga: Jokowi Blusukan ke Pasar Cihaurgeulis Bandung, Bandingkan Harga Kebutuhan Pokok
Menurutnya, masyarakat harus menghindari penyebaran isu fitnah dan ujaran kebencian di media sosial. Jokowi juga mengingatkan masyarakat jangan sampai terpecah belah karena isu fitnah yang disebarkan saat pemilihan presiden.
Ia juga menyampaikan masih ada masyarakat yang percaya jika dirinya terkait dengan PKI.
"Jangan sampai isu-isu yang sudah lama masih ada gara-gara misalnya, ini Pilihan Presiden, yang sering ada di media sosial diramaikan Presiden Jokowi itu PKI. Masih (ada) sampai sekarang," ujarnya.
Baca juga: Jelang Kontestasi Pilpres 2019, Jokowi Miliki Feeling Menang Banyak di Jabar
Menurut Jokowi, survei terakhir yang dilakukan mencatat masih sekitar 6 persen masyarakat Indonesia yang percaya fitnah bahwa Presiden terkait PKI.
"Bisa tanya ke masjid dekat rumah saya, ada LDII di Solo, ada NU di Solo, Muhammadiyah ada di Solo, Persis ada di Solo, Al Irsyad ada di Solo, FPI ada di Solo. Ya tanya masjid di rumah kita. Keluarga saya muslim, bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya muslim," tegas Jokowi.
- Penulis :
- Adryan N