billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ini Kata Wamenag tentang Kesejahteraan Guru dan Infrastruktur Pendidikan

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

Ini Kata Wamenag tentang Kesejahteraan Guru dan Infrastruktur Pendidikan
Foto: Ini Kata Wamenag tentang Kesejahteraan Guru dan Infrastruktur Pendidikan. Dok: kemenag.go.id

Pantau - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan memperbaiki infrastruktur pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama.

Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah, sebuah organisasi Islam asal Sumatra Utara, yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

“Guru adalah ujung tombak pendidikan kita. Mereka memegang peranan penting dalam mencerdaskan bangsa. Namun, fakta di lapangan menunjukkan banyak guru yang belum mendapatkan hak-hak mereka secara layak,” ujar Wamenag Romo

Wamenag menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan tidak hanya tentang kenaikan gaji.

“Kesejahteraan itu mencakup lebih dari sekadar finansial. Kita bicara soal tunjangan, jaminan sosial, fasilitas, hingga akses kepada pelatihan profesional,” tegasnya.

“Kementerian Agama sedang mengupayakan skema insentif yang lebih berkeadilan untuk guru honorer. Kita tidak boleh membiarkan ada ketimpangan kesejahteraan antara guru tetap dan honorer,” tambahnya

Baca juga: Wamenag Romo Syafi'i: Presiden Prabowo Beri Perhatian Penuh Pendidikan Pesantren

Dalam bidang infrastruktur, Wamenag menyoroti masih banyaknya madrasah dan pesantren yang fasilitasnya kurang memadai.

“Saya sudah menerima laporan dari berbagai daerah. Ada madrasah yang atapnya bocor, ada yang tidak memiliki laboratorium, bahkan akses internet pun sangat terbatas. Ini harus kita benahi secara bertahap,” katanya

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pemerintah sedang melakukan pendataan menyeluruh untuk menentukan prioritas pembangunan.

“Kita akan fokus pada rehabilitasi dan pembangunan fasilitas pendidikan di wilayah-wilayah yang paling membutuhkan. Program ini harus berbasis data agar benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya

Penulis :
Tubagus Rachmat
Editor :
Sofian Faiq