Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menag Nasaruddin Umar Minta Dai Tidak Terlena Pujian dan Jangan Anti Kritik

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

Menag Nasaruddin Umar Minta Dai Tidak Terlena Pujian dan Jangan Anti Kritik
Foto: Menag Nasaruddin Umar Minta Dai Tidak Terlena Pujian dan Jangan Anti Kritik. Dok: kemenag.go.id

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin umar memberi pesan khusus kepada 1.000 Dai dan Daiyah yang dikirim ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan wilayah khusus, serta imam diaspora Indonesia di Jerman, Australia, dan Selandia Baru untuk berdakwah selama Ramadan 1446 H. Menag minta para dai dan daiyah tidak terlena pujian dan jangan anti kritik.

Pengiriman dai dan daiyah rutin digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama, setiap Ramadan sejak 2022.

"Orang yang puas dengan pujian sudah selesai, tetapi mereka yang terus dikritik akan berkembang. Orang yang senang menerima kritik dan berterima kasih kepada yang mengkritiknya adalah orang besar. Tidurnya nyenyak, makannya enak, tidak ada dendam yang bermalam," ujar Menag pada acara Ceremony Pembekalan dan Pelepasan Dai ke Wilayah 3T, Wilayah Khusus dan Imam Diaspora Indonesia di Luar Negeri Tahun 2025, Rabu (26/2).

Ia juga menekankan agar para dai tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan dalam berdakwah.

"Jangan mencari popularitas di tempat tugas," tambahnya.

Baca juga: Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 1.000 Dai ke Wilayah 3T hingga Luar Negeri

Tiga pesan lainnya yang disampaikan Menag adalah menjaga wudu, mendoakan orang tua, dan memperbanyak ibadah sunnah. Menurutnya, setiap tetes air wudu mengalirkan dosa-dosa masa lampau.

"Setiap tetes air wudu itu, bertengger sejumlah malaikat yang menghapus dosa-dosa," katanya.

Ia menjelaskan bahwa dalam pandangan batin, tetesan air wudu lebih hitam daripada tinta.

"Di mata orang awam, air itu bening. Namun, bagi mereka yang dekat dengan Allah, bekas air wudu tampak hitam seperti tinta. Semakin sering berwudu, semakin banyak dosa yang terkikis," ungkapnya.

Menag juga mengingatkan para dai agar tidak melupakan orang tua dalam doa mereka.

"Ananda semua, tolong doakan orang tua. Anda tidak akan menjadi seperti ini tanpa mereka. (Jangan sampai) Sibuk memimpin doa untuk orang lain, tetapi lupa mendoakan orang tua sendiri. Ziarahi makam ibu dan bapak. Cium, jangan hanya tangannya, tapi juga kakinya," pesannya.

Baca juga: Wamenag dan Menteri Hukum, Bahas Pemekaran Ditjen Pendidikan Islam

Terakhir, ia menganjurkan para dai untuk membaca surah Al-Kahfi, Yasin, Ar-Rahman, dan Al-Mulk, serta menjalankan salat sunnah, termasuk salat tasbih di tengah malam.

"Kurangi tidur. Ramadan adalah bulannya Allah. Mudah-mudahan kita tidak hanya membersihkan orang lain, tetapi juga dibersihkan dari karat-karat dosa masa lampau yang pernah kita lakukan," tandasnya.

Penulis :
Tubagus Rachmat