
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan signifikan luas panen padi di DKI Jakarta selama Januari–April 2025, yang hanya mencapai 120 hektar.
Angka ini turun sekitar 72 hektar atau 37,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat seluas 193 hektar.
Penyusutan ini menjadi sorotan karena memperlihatkan tren berkurangnya lahan sawah di wilayah ibu kota dari tahun ke tahun.
Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi area permukiman, pabrik, dan bahkan pemakaman.
Alih Fungsi Lahan dan Proyeksi Kehilangan Sawah di Jabodetabek
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Jakarta, namun juga secara nasional.
Kementerian Pertanian mencatat luas lahan sawah di Indonesia menyusut dari 8,09 juta hektar pada tahun 2015 menjadi 7,46 juta hektar pada 2019.
Penelitian gabungan antara BPS dan IDEAS bahkan memperkirakan hilangnya lahan sawah secara bertahap di kawasan Jabodetabek, termasuk Jakarta, dalam beberapa dekade mendatang.
Meski begitu, masih ada titik-titik pertanian aktif di ibu kota.
Salah satunya di Kalideres, Jakarta Barat, di mana petani masih melakukan penanaman padi di awal musim tanam 2025.
Penurunan luas sawah di Jakarta menjadi alarm bagi masa depan ketahanan pangan kota dan mempertegas pentingnya regulasi tata ruang yang melindungi keberlangsungan pertanian urban.
- Penulis :
- Gian Barani