Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Museum Nasional Gelar Pameran SUNTING, Angkat Peran Perempuan sebagai Penggerak Sejarah dan Peradaban

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Museum Nasional Gelar Pameran SUNTING, Angkat Peran Perempuan sebagai Penggerak Sejarah dan Peradaban
Foto: Pameran SUNTING di Museum Nasional hadir sebagai ruang refleksi dan dialog tentang perjuangan serta kontribusi perempuan Indonesia dalam sejarah dan pembangunan bangsa.

Pantau - Museum Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran bertajuk SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan yang resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan berlangsung dari April hingga Juli 2025.

Pameran ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan perempuan Indonesia dalam berbagai bidang.

Fadli Zon menyampaikan bahwa pameran ini mengajak publik untuk menelusuri peran penting perempuan dalam sejarah Indonesia melalui suara, ekspresi, dan karya-karya autentik.

Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam memperkuat posisi perempuan dalam pembangunan nasional serta menjaga warisan budaya sebagai bagian dari identitas kolektif bangsa.

Tiga Zona Utama dan 17 Organisasi, Pameran Dirancang sebagai Ruang Dialog dan Refleksi

Pameran SUNTING dikurasi oleh Citra Smara Dewi dan Sabila Duhita Drijono dengan dukungan riset dari Departemen Sejarah Universitas Indonesia.

Pameran dibagi menjadi tiga zona utama, yaitu: Zona 1 "Perempuan, Kekuasaan, dan Perlawanan" yang menampilkan 14 tokoh perempuan pemimpin dan pejuang, Zona 2 "Perempuan, Penggerak Sejarah" yang mengangkat 29 tokoh di bidang sosial-politik, serta Zona 3 "Perempuan, Pembangun Peradaban" yang memuat 53 tokoh dari bidang pendidikan, seni, kesehatan, diplomasi, dan teknologi.

Selain itu, sebanyak 17 organisasi perempuan juga disorot sebagai bagian dari perjuangan kolektif perempuan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan.

Berbagai jenis artefak ditampilkan, mulai dari arsip, sastra, tekstil, etnografi, seni, panji, visual, performance, hingga dokumentasi sejarah yang memperkaya pengalaman pengunjung.

Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Nurjadin, menyampaikan bahwa publik diajak untuk tidak hanya menyaksikan, tetapi juga ikut serta dalam percakapan besar mengenai masa depan kesetaraan gender di Indonesia.

Istilah sunting sendiri diambil dari tradisi Nusantara yang berarti hiasan kepala perempuan, menjadi simbol martabat dan identitas, sekaligus metafora untuk menyusun ulang narasi sejarah dari perspektif perempuan.

Penulis :
Gian Barani