
Pantau - Kontingen Indonesia mencuri perhatian saat tampil penuh budaya dalam upacara pembukaan Asian Youth Games (AYG) 2025 yang digelar di Bahrain pada Rabu malam, 22 Oktober 2025 waktu setempat.
Busana adat Mandailing dan Batak Karo menjadi sorotan utama dalam barisan defile Indonesia, menampilkan kekayaan budaya Nusantara di hadapan negara-negara Asia.
Dua atlet muda, Miracle Christiano dari cabang bola basket 3x3 dan Syelomita Afrilavisa Wongkar dari bola voli putri, dipercaya sebagai pembawa bendera Merah Putih dalam upacara tersebut.
"Awalnya kaget, tetapi sangat senang dan bangga bisa dipercaya membawa bendera Indonesia. Ini jadi momen berharga dan motivasi besar buat saya untuk memberikan yang terbaik di pertandingan nanti," ujar Miracle.
Keduanya mengenakan busana adat Batak Karo yang melambangkan kekuatan karakter dan keanggunan budaya Sumatera Utara.
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Akbar Nasution—yang juga merupakan atlet renang dan Olympian—memimpin barisan dengan mengenakan busana adat Mandailing.
"Busana Mandailing ini merepresentasikan kebhinekaan dan persatuan. Ini menjadi simbol nyata keharmonisan dalam keberagaman suku dan budaya Indonesia, sekaligus menggambarkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa kita," kata Akbar.
Atlet Indonesia Siap Berjuang, Sudah Raih Emas Perdana
Selain CdM, barisan Indonesia juga diikuti oleh Deputy CdM Sarasin Soegomo dan 20 atlet serta ofisial dari cabang olahraga seperti teqball, muaythai, bola basket 3x3, dan bola voli.
Secara keseluruhan, Indonesia mengirimkan 123 atlet muda yang akan berkompetisi di 21 cabang olahraga pada AYG edisi ketiga ini.
Hingga hari pembukaan, Indonesia telah meraih satu medali emas dan satu perak dari cabang pencak silat, memberikan awal yang positif bagi perjuangan Merah Putih di Bahrain.
Upacara pembukaan berlangsung meriah dan penuh warna, dihadiri oleh para delegasi dari seluruh negara peserta dan menandai dimulainya pesta olahraga bagi atlet muda se-Asia.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, turut hadir dalam acara tersebut dengan mengenakan busana adat Betawi.
Penampilan Raja Sapta menjadi simbol semangat kebersamaan dan keberagaman budaya yang terus diangkat dalam setiap momen internasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan