
Pantau - Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI) Sumari Sosro Adi Wiguno mengenang almarhum Ki Anom Suroto sebagai dalang legendaris yang menjadi rujukan dan panutan bagi para dalang muda di Indonesia.
Sosok Maestro dengan Suara dan Nilai Kehidupan yang Khas
“Beliau mempunyai kelebihan yang menjadi rujukan dan panutan terutama bagi para dalang muda maupun yang mau belajar mendalang,” ungkap Sumari, yang juga Pamong Budaya Ahli Madya Kementerian Kebudayaan RI.
Ia menjelaskan bahwa Ki Anom Suroto dikenal memiliki suara yang merdu (kung) dalam setiap sulukan atau tetembangan, menjadi ciri khas yang membedakannya dengan dalang lain.
Sumari juga menuturkan pesan penting yang selalu diajarkan Ki Anom kepada generasi muda, yakni prinsip “dalang kuwi kudu golek jeneng sik lagi jenang,” yang berarti untuk meraih popularitas dan kesuksesan, seorang dalang harus berjuang dan bekerja keras terlebih dahulu agar dikenal masyarakat, bukan langsung memasang tarif tinggi.
“Nanti kalau sudah mulai dikenal maka rezeki akan datang sendiri dengan seizin Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya menirukan pesan almarhum.
Warisan Nilai dan Semangat Belajar
Selain mengajarkan kerja keras, Ki Anom Suroto juga kerap berpesan agar para dalang muda tidak malas menimba ilmu dari berbagai sumber.
“Untuk menjadi dalang jangan fanatik hanya kepada dalang tertentu, namun harus mau menimba ilmu dari siapa pun, baik tua maupun muda, bahkan dari gaya pedalangan lain karena masing-masing punya kelebihan,” kenang Sumari.
Ki Anom Suroto yang memiliki nama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro akan dimakamkan hari ini pukul 15.00 WIB.
Jenazah diberangkatkan dari Rumah Duka Kebon Seni Timasan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo menuju Makam Depokan, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah.
Sebelumnya, maestro dalang tersebut meninggal dunia pada Kamis (23/10) pagi setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit dr. Oen Kandang Sapi, Solo.
- Penulis :
- Aditya Yohan