
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan pembangunan Pondok Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia (PPIII) dengan peletakan batu pertama yang berlangsung di kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok.
Pondok pesantren ini dirancang sebagai lembaga pendidikan Islam modern bertaraf internasional yang sebelumnya telah beroperasi di lingkungan Masjid Istiqlal, Jakarta.
"Sebetulnya pendaftarnya sudah ada, dan bahkan sudah ada waiting list dua tahun terakhir," ungkap Nasaruddin.
Pesantren Modern Berbasis Tradisi dan Inovasi
PPIII mengusung pendekatan pendidikan yang menggabungkan keilmuan klasik dan modern, dengan model pendidikan yang mengadopsi kombinasi epistemologi hudhuri dan hushuli.
Lembaga ini juga menekankan pentingnya penggalian potensi spiritual dalam diri para santri, termasuk melalui pendekatan belajar dari alam dan lingkungan sekitar.
"Guru itu bukan hanya personal teacher, tapi juga bisa berasal dari alam semesta. Masjid, pohon, bahkan suasana alam bisa menjadi sumber inspirasi dan ilmu," jelas Nasaruddin.
Pada tahap awal, PPIII akan membuka dua jenjang pendidikan yaitu madrasah sanawiah (setara SMP) dan madrasah aliah (setara SMA) dengan total kapasitas 300 santri.
Dari jumlah tersebut, 60 santri dialokasikan untuk jenjang MTs (30 putra dan 30 putri), dan sisanya 240 santri untuk jenjang MA.
Pusat Pendidikan Islam Global
PPIII menjadi bagian dari ekosistem pendidikan UIII yang terintegrasi dari jenjang TK hingga perguruan tinggi, termasuk program S3.
Selain untuk santri dalam negeri, PPIII disiapkan untuk menampung anak-anak diaspora Indonesia di luar negeri, terutama dari kawasan Amerika dan Eropa.
"Ada sekitar 6.500 anak diaspora yang ingin belajar agama di Indonesia, karena di Barat tidak ada pendidikan agama seperti ini," ujar Nasaruddin.
PPIII juga akan memiliki sumber daya manusia berkualitas internasional dan ditargetkan menjadi pusat unggulan pendidikan Islam modern dengan visi spiritualitas mendalam.
Acara peresmian pembangunan ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Mendagri Tito Karnavian, Menko PMK Pratikno, Rektor UIII Jamhari Makruf, Kepala BPKH Fadlul Imansyah, Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum, dan Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin.
- Penulis :
- Arian Mesa