billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

Anindya Bakrie Ajak ALFI Perkuat Ekosistem Logistik Nasional Hadapi Tantangan Global

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Anindya Bakrie Ajak ALFI Perkuat Ekosistem Logistik Nasional Hadapi Tantangan Global
Foto: Anindya Bakrie ajak pelaku logistik perkuat ekosistem nasional hadapi tantangan global.(Sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengajak Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memperkuat ekosistem usaha logistik nasional dalam menghadapi tantangan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Anindya menyampaikan hal tersebut dalam acara Halal Bihalal dan forum group discussion yang diselenggarakan ALFI di Menara Kadin, Jakarta, pada Jumat.

Menurut Anindya, ALFI memiliki peran penting dalam rantai pasok (supply chain) nasional karena mengatur alur barang, informasi, dan jasa dari produsen hingga konsumen akhir.

Ia menekankan perlunya mendukung industri yang tengah bertransisi agar mampu meningkatkan keterampilan, memperkuat daya tahan, dan tetap tumbuh dalam skenario ekonomi satu setengah tahun ke depan.

Acara tersebut menjadi momentum untuk menganalisis gangguan pada rantai pasok nasional dan mencari peluang agar Indonesia menjadi pemenang di tengah ketatnya kompetisi kawasan ASEAN.

ALFI Sebagai Kunci Analisis Supply Chain di Era Trump 2.0

Anindya menilai ALFI dapat memberikan data lengkap karena merupakan bagian tak terpisahkan dari rantai pasok Indonesia.

"ALFI ini kan benar-benar bisa mendapatkan data yang lengkap dan karena bagian yang tidak terpisahkan dari supply chain Indonesia, justru kita bisa analisa bagaimana kita di Trump 2.0 ini menjadi pemenang," ujar Anindya.

Ia menjelaskan bahwa ketertarikan Amerika Serikat terhadap produk seperti kapas, gandum, dan migas membuka peluang besar bagi Indonesia, terutama dengan potensi penurunan tarif hingga nol persen untuk produk garmen.

Anindya menekankan pentingnya kemampuan menjemput bola ekspor untuk menghindari dominasi negara tetangga seperti Vietnam.

Ia juga mengajak pelaku usaha memanfaatkan potensi lokal seperti daun kelor dan produk perikanan langsung dari Nusa Tenggara Timur.

Contoh konkret strategi ini adalah relokasi ekspor lobster tanpa transit ke Vietnam guna memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global serta menarik investasi sektor pengemasan dari Amerika Serikat.

Optimisme Ekonomi Melalui Penguatan Ekspor dan Supply Chain

Anindya menyatakan bahwa Kadin mendukung strategi relokasi impor migas senilai 49 miliar dolar AS untuk menyeimbangkan surplus sebesar 18 miliar dolar AS dan membuka jalan diplomasi dagang yang lebih adil.

Ia meyakini bahwa dengan penguatan ekspor dan supply chain, Indonesia dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru sekaligus membuka banyak lapangan kerja.

"Saya yakin kita Indonesia bisa jadi pemenang, banyak sekali kita bisa lakukan, pertumbuhan 5 persen bagus, tapi kalau bisa bertahap kita mencapai 8 persen, kita bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak," kata Anindya.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Ricky Setiawan