
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan armada udara dan teknologi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi musim kemarau serta potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2025.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan bahwa kesiapan armada dan penerapan teknologi menjadi fokus utama agar kebakaran dapat dicegah sebelum meluas.
BNPB telah mengerahkan tujuh helikopter patroli dan empat helikopter water bombing yang tersebar di sejumlah provinsi prioritas.
Selain itu, satu unit pesawat untuk operasi modifikasi cuaca telah mulai beroperasi di Riau sejak 4 Mei 2025.
Pendekatan Teknologi dan Rekayasa Kebencanaan
Helikopter water bombing tidak hanya menyiramkan air dari udara, tetapi juga digunakan untuk mengisi flexible tank berkapasitas 5.000 liter yang ditempatkan di titik-titik strategis.
Flexible tank tersebut dimanfaatkan oleh satuan tugas darat untuk menyemprotkan air secara terarah ke titik-titik api.
Operasi modifikasi cuaca juga telah dimulai pada fase awal musim kemarau untuk mengisi cadangan air di waduk, embung, dan danau di wilayah rawan karhutla.
Hingga saat ini, telah dilakukan empat sorti penerbangan dengan durasi delapan jam terbang dan membawa tiga ton bahan penyemaian hujan.
Apel Kesiapsiagaan dan Evaluasi Penanganan Karhutla
Pada 29 April 2025, BNPB melaksanakan apel kesiapsiagaan nasional untuk mendata kekuatan lapangan, termasuk jumlah personel dari berbagai kementerian/lembaga serta ketersediaan alat seperti pompa dorong, pompa jinjing, kendaraan operasional, dan alat pelindung diri (APD).
Abdul menekankan pentingnya kesiapan alat agar tim di lapangan tidak lagi memadamkan api hanya dengan ranting, tetapi dengan peralatan yang memadai dan aman.
Keberhasilan penanganan karhutla pada tahun 2023, yang tidak menimbulkan asap lintas batas, dianggap sebagai bukti efektivitas pendekatan terpadu Indonesia.
Abdul juga menyebutkan bahwa pengakuan atas pencapaian tersebut telah disampaikan kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia saat berkunjung ke BNPB.
Pengakuan itu dinilai penting sebagai bukti sistem Indonesia mampu mencegah karhutla berskala besar.
- Penulis :
- Arian Mesa






