billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Anindya Bakrie Dorong Keseimbangan Perdagangan Indonesia-AS, Targetkan Nilai Perdagangan Capai 80 Miliar Dolar

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Anindya Bakrie Dorong Keseimbangan Perdagangan Indonesia-AS, Targetkan Nilai Perdagangan Capai 80 Miliar Dolar
Foto: Anindya Bakrie dorong keseimbangan perdagangan Indonesia-AS dan targetkan lonjakan nilai perdagangan hingga dua kali lipat.(Sumber: ANTARA/HO-Kadin Indonesia/pri.)

Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat, terutama dalam sektor-sektor strategis seperti industri padat modal, kesehatan, dan teknologi.

Pernyataan tersebut disampaikan Anindya saat berbicara dalam Milken Institute Global Conference 2025 yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat, pada Selasa, 6 Mei 2025.

Ia menilai bahwa menciptakan perdagangan yang seimbang akan membuka peluang lebih besar untuk ekspor produk unggulan Indonesia, seperti alas kaki, garmen, elektronik, dan karet.

Target Perdagangan Naik Dua Kali Lipat dan Tambahan Ratusan Ribu Pekerjaan

Anindya menargetkan total nilai perdagangan Indonesia dan AS meningkat dari 40 miliar dolar AS menjadi 80 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan.

Menurutnya, peningkatan ini akan menciptakan dampak besar terhadap lapangan kerja, khususnya di sektor alas kaki, garmen, dan elektronik yang saat ini melibatkan 2,1 juta pekerja.

"Kalau ini bisa tumbuh dua hingga tiga kali lipat, kita bisa menambah 200 hingga 400 ribu pekerja lagi," ujarnya.

Ia juga menyoroti tantangan global terkait tarif perdagangan, namun menegaskan bahwa pendekatan diplomatik lebih diutamakan oleh Indonesia dibanding retaliasi.

Diplomasi Ekonomi dan Pentingnya Investasi

Anindya menyebut bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi diplomasi yang konstruktif, termasuk potensi pengalihan impor migas dari negara lain ke AS sebagai bentuk kerja sama timbal balik.

"Mereka (AS) suka bahwa pemerintah Indonesia ingin memberikan satu cara yang baik, yaitu diplomasi, bukan retaliasi," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Sepanjang 2024, Indonesia mencatat investasi senilai 100 miliar dolar AS, dengan separuhnya berasal dari luar negeri.

"Kalau kita ingin terus berkembang mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, jumlahnya itu harus terus ditambah," pungkas Anindya.

Penulis :
Balian Godfrey