
Pantau - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyatakan bahwa isu Islamofobia menjadi salah satu fokus dalam Konferensi Ke-19 Parliamentary Union of the OIC (PUIC).
"Islamofobia salah satu yang kami angkat, walaupun kami selalu mengangkat gini ketika ada Islamofobia nanti juga ada Baratfobia, ada Kristenfobia, yang itu salah," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Islamofobia bukan hanya tentang muslim sebagai korban, melainkan kekeliruan dalam cara berpikir yang merendahkan pihak lain.
"Islamofobia itu salah karena bukan karena cuma orang Islam korbannya, tapi cara pandangnya yang menganggap pihak lain itu lebih rendah, lebih lemah, lebih buruk ketimbang kita, itu yang harus diperbaiki," tegas Mardani.
Konflik Global dan Solidaritas Umat
Selain Islamofobia, Konferensi PUIC juga membahas berbagai isu global yang menimpa umat muslim di berbagai negara.
Isu-isu tersebut meliputi konflik India-Pakistan di wilayah Jammu dan Kashmir, serta ketegangan antara etnis minoritas muslim Uyghur dan pemerintah China di Xinjiang yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
"Kami katakan, China itu bukan sesuatu yang harus selalu dilawan, tapi kita paksa bahwa bagaimana China itu memberikan equal treatment pada saudara-saudara kita yang ada di Uyghur," jelasnya.
Konflik kelompok muslim Moro di Filipina Selatan dan aksi kekerasan Boko Haram di Nigeria juga turut menjadi perhatian utama.
"Tadi satu per satu diangkat, dan kami bahagia Indonesia menjadi tempat di mana spirit of humanity and spirit of solidarity blossom up," tambahnya.
Konferensi menekankan pentingnya penyelesaian konflik dengan pendekatan damai dan diplomasi.
"Kami sepakat kita kedepankan pendekatan diplomasi, kita kedepankan pendekatan `, jangan mengedepankan pendekatan yang nanti justru membuat chaos," ungkap Mardani.
Isu Palestina dibahas secara khusus dalam Komite Politik dan Hubungan Internasional PUIC.
"Palestina ada tiga isu: tentang kondisi Palestina; tentang bantuan kepada Palestina; dan juga negara-negara sekitarnya, ada Yordania, ada Mesir ada Lebanon yang juga terkena, ditambah 10 resolusi tentang minoritas," paparnya.
Seluruh isu yang dibahas menghasilkan peta jalan diplomasi yang mengedepankan solidaritas dan kemanusiaan.
"Spirit humanity-nya, kemanusiaan, spirit solidarity-nya sangat nampak dari semua perwakilan yang hadir itu," pungkas Mardani.
- Penulis :
- Arian Mesa