
Pantau - Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) resmi mengintegrasikan Program Lansia Berdaya (Sidaya) dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) ke dalam kurikulum Sekolah Lansia yang dikelola oleh organisasi tersebut.
Langkah ini bertujuan memberdayakan para lansia agar tetap produktif, sehat, dan mampu berkontribusi di tengah masyarakat meskipun telah memasuki usia senja.
Lansia sebagai Aset Bangsa, Bukan Beban Sosial
Ketua Umum PB PWRI, Prapto Hadi, menyatakan bahwa pihaknya telah mengadopsi delapan dimensi lansia tangguh dari Kemendukbangga/BKKBN sebagai materi inti Sekolah Lansia.
Menurut Prapto, jumlah lansia yang besar, khususnya para pensiunan ASN yang berpendidikan dan berpengalaman, merupakan potensi besar untuk pembangunan bangsa.
Lansia dinilai mampu berperan aktif dalam berbagai bidang seperti sosial, budaya, dan ekonomi, serta membina generasi muda untuk menjadi lansia sehat dan mandiri di masa depan.
Ia juga menyebut bahwa situasi global saat ini, termasuk kondisi sosial dan ekonomi yang dinamis, menjadikan kontribusi lansia tetap relevan dan dibutuhkan.
Dukung Koperasi, Hilirisasi Desa, dan Pelatihan Keterampilan
PWRI menyatakan dukungannya terhadap pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, sebagai bentuk penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan desa.
Organisasi ini juga meminta agar dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan keterampilan usaha dari kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) yang diselenggarakan Kemendukbangga/BKKBN.
Prapto mengusulkan agar dana desa dapat dioptimalkan melalui program hilirisasi industri desa yang melibatkan koperasi dan memanfaatkan keahlian pensiunan.
Lansia Tetap Kuat dan Bermakna
Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih turut menyuarakan pentingnya peran lansia dalam pembangunan desa, dan menyarankan agar para pensiunan dilibatkan sebagai penyuluh karena pengalaman dan kapasitas mereka masih sangat kuat.
“Umur hanyalah statistik,” tegas Bungaran, sambil menekankan bahwa usia tidak boleh menjadi alasan untuk membatasi kiprah lansia.
Menurutnya, lansia merupakan aset pembangunan yang harus mendapatkan layanan optimal dari negara.
Paskah Bersama 2025: Lansia Ada dan Berguna
PWRI juga menyelenggarakan Perayaan Paskah Bersama 2025 bersama Organisasi Pensiunan Instansi (OPI) kementerian/lembaga di Jakarta pada Kamis, 15 Mei 2025.
Perayaan ini mengangkat tema “Damai Sejahtera Kristus Di Tengah Keluarga” dan subtema “Lansia Ada dan Berguna, Membawa Terang, Kasih dalam Keluarga serta Sesama”.
Kegiatan tersebut diharapkan memperkuat semangat lansia untuk terus sehat, produktif, dan berdaya guna bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.
- Penulis :
- Balian Godfrey