HOME  ⁄  Nasional

Forum Menteri Pendidikan APEC Tekankan Literasi Digital, Indonesia Dorong Sekolah Satap dan PJJ

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Forum Menteri Pendidikan APEC Tekankan Literasi Digital, Indonesia Dorong Sekolah Satap dan PJJ
Foto: APEC sepakati transformasi pendidikan digital, Indonesia usulkan solusi atasi kesenjangan geografis(Sumber: ANTARA/Irfan Junaidi.)

Pantau - Pertemuan Menteri Pendidikan negara-negara APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) atau APEC Education Ministerial Meeting (AEMM) yang berlangsung di Jeju, Korea Selatan, pada 13–15 Mei 2025 menghasilkan 21 butir pernyataan bersama yang menekankan pentingnya transformasi pendidikan dalam menghadapi perkembangan teknologi digital, khususnya kecerdasan artifisial (AI).

Forum ini menyepakati bahwa pendidikan harus menjadi ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia, penguatan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan di tengah disrupsi teknologi yang masif.

Seluruh infrastruktur pendidikan—kurikulum, tenaga pengajar, dan sarana belajar—diimbau untuk diperbarui demi meningkatkan literasi digital peserta didik.

Indonesia Soroti Kesenjangan dan Usulkan Solusi Digitalisasi Pendidikan

Forum AEMM turut menyoroti kesenjangan pendidikan yang masih terjadi di antara negara-negara anggota APEC, terutama akibat perbedaan geografi, kondisi ekonomi, dan latar belakang budaya.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti, mencontohkan bahwa di Australia, kelompok suku Aborigin dan imigran masih mengalami keterbatasan akses pendidikan.

Untuk mengatasi kesenjangan serupa di Indonesia, Mu’ti mengusulkan solusi seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ), digitalisasi pendidikan, sekolah satu atap (Satap), rumah belajar, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Banyak peserta didik di Indonesia tinggal di daerah terpencil dan membutuhkan inovasi pendidikan agar tetap mendapatkan layanan yang setara.

Wakil Menteri Pendidikan Korea Selatan, Oh Seok-Hwan, menyebut isu kesenjangan ini menjadi perhatian serius dalam forum dan terjadi di hampir seluruh negara anggota APEC.

Salah satu kesepakatan utama AEMM adalah pemerataan infrastruktur digital agar peserta didik di wilayah terpencil tetap memperoleh akses pendidikan yang bermutu.

Perlu “Kesalehan Digital” dan Adaptasi Pendidikan yang Tepat

Peningkatan kapasitas guru dalam pemanfaatan teknologi digital juga menjadi fokus, guna memastikan transformasi pendidikan tidak hanya bergantung pada perangkat, tetapi juga pada kualitas pengajar.

Negara-negara anggota APEC akan saling bertukar pengalaman dalam implementasi pendidikan digital sesuai konteks dan kebutuhan masing-masing.

Direktur Eksekutif Sekretariat APEC, Eduardo Pedrosa, menegaskan pentingnya pendidikan sebagai fondasi inovasi yang bernilai ekonomi di era global.

Ia mengingatkan bahwa dunia terus berubah dengan cepat, dan negara-negara APEC harus aktif mengawal perubahan, bukan sekadar bereaksi terhadapnya.

Menteri Abdul Mu’ti turut menekankan pentingnya “kesalehan digital”, yakni kesadaran untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan bernilai etis.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Toni Toharudin menambahkan bahwa adaptasi terhadap digitalisasi pendidikan harus dilakukan secara tepat, agar tidak menimbulkan dampak yang justru merugikan.

Penulis :
Balian Godfrey