
Pantau - Duta Besar Libya untuk Indonesia, Zakarya M. M. El Moghrabi, menyatakan bahwa Libya siap memperkuat kerja sama bilateral dengan Indonesia di berbagai sektor strategis, seperti perdagangan, investasi, pendidikan, kesehatan, dan energi.
Penegasan ini disampaikan menjelang rencana penandatanganan perjanjian Komisi Bersama Indonesia-Libya yang akan dilakukan saat kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Libya, Emhemed Saieed Ali Zidan, ke Indonesia pada pekan depan.
"Penandatanganan komisi bersama ini bertujuan mempererat kerja sama kedua negara, khususnya perdagangan, investasi, pendidikan, kesehatan, energi, dan soal visa diplomatik," ungkap Dubes Moghrabi.
Peluang Baru Bagi Perusahaan Indonesia
Dubes Moghrabi menyatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membuka kembali peluang bagi perusahaan Indonesia agar bisa masuk ke pasar Libya.
Menurutnya, pasar Libya masih berkembang dan membutuhkan dukungan dari negara-negara mitra, termasuk Indonesia.
Ia juga berharap kunjungan Wamenlu Libya ke Indonesia dapat menjadi awal yang baik untuk meningkatkan investasi dan hubungan ekonomi antara kedua negara.
Sebelum tahun 2011, beberapa perusahaan besar Indonesia seperti Pertamina, Medco, dan Wijaya Karya (WIKA) pernah beroperasi di Libya.
Pemerintah Libya, lanjutnya, sedang berupaya agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat kembali menjalankan aktivitas bisnis di negaranya.
Kerja Sama di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Imigrasi
Di sektor imigrasi, Libya juga berencana memberikan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik Indonesia.
Selain itu, Libya berharap kebijakan bebas visa ini bisa diperluas untuk mencakup warga negara dari kedua negara.
Dalam bidang kesehatan, Libya berminat mendatangkan tenaga medis dari Indonesia, termasuk dokter dan perawat, untuk memperkuat layanan kesehatan di negaranya.
Sementara di sektor pendidikan, Libya berharap pemerintah Indonesia dapat menambah jumlah beasiswa bagi pelajar Libya guna mempererat hubungan antarmasyarakat kedua negara.
Kunjungan Emhemed Saieed Ali Zidan ke Indonesia yang direncanakan berlangsung selama tiga hari merupakan balasan atas kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, ke Libya pada 3–6 Oktober 2025.
Pada 5 Oktober 2025, Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) Libya mengumumkan kesepakatan pembentukan komite bersama Indonesia-Libya yang bertujuan memperkuat konsultasi ekonomi dan kerja sama strategis di masa mendatang.
- Penulis :
- Leon Weldrick







