
Pantau - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempercepat proses perbaikan tanggul rusak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, setelah terdampak terjangan lahar hujan Gunung Semeru yang mengancam keselamatan permukiman dan lahan pertanian warga.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa perbaikan tanggul akan dilakukan secara permanen dan ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan.
Ia telah menginstruksikan tim teknis untuk segera turun ke lapangan dan memastikan penanganan dilakukan dengan cepat dan tepat.
Anggaran Rp10,5 Miliar dan Ancaman Lahar Susulan
Khofifah meninjau langsung lokasi tanggul yang rusak sepanjang 280 meter dan menegaskan bahwa Pemprov Jatim akan mengawal penuh pelaksanaan penanganan darurat ini melalui Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur.
"Pentingnya percepatan perbaikan, meski saat ini terkendala cuaca yang tidak menentu. Saya berharap kondisi membaik sehingga pengerjaan dapat rampung dalam waktu tiga bulan," ujar Khofifah.
Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,5 miliar untuk memperbaiki tanggul utama dan tanggul pengarah lainnya guna mencegah meluasnya dampak ke area pertanian dan hunian warga.
"Kalau tanggul itu tidak segera dibangun, sawah juga pasti akan terdampak. Rumah warga pun menjadi rawan terhadap kemungkinan terjadinya luberan lahar susulan, sehingga dampaknya sangat luas, dan itu menjadi tanggung jawab bersama," lanjutnya.
Dampak Bencana dan Sinergi Pemprov-Pemkab Lumajang
Tanggul sepanjang dua kilometer tersebut mengalami kerusakan parah sekitar 300 meter akibat lahar dingin yang terjadi pada April 2025.
Kerusakan ini mengancam keselamatan 272 kepala keluarga atau 1.027 jiwa serta mengancam lahan pertanian seluas 165 hektare di wilayah sekitar.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengapresiasi langkah cepat yang diambil Pemprov Jatim dan menyebut kunjungan Gubernur Khofifah sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah kabupaten dan provinsi dalam menghadapi tantangan infrastruktur di daerah rawan bencana.
"Langkah cepat tersebut sangat berarti bagi masyarakat sekitar yang selama ini hidup dalam kecemasan akibat rusaknya sistem pengendalian air. Pemkab Lumajang pun terus melakukan koordinasi lintas sektor, termasuk mengajak para pelaku usaha tambang untuk terlibat dalam upaya mitigasi bencana," ujar Indah.
- Penulis :
- Balian Godfrey