billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Hujan Disertai Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah di Klaten, BNPB Imbau Waspada Cuaca Ekstrem

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Hujan Disertai Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah di Klaten, BNPB Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
Foto: (Sumber: Puing rumah warga rusak setelah diterpa hujan deras disertai angin kencang di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/10/2025). ANTARA/HO-BPBD Klaten.)

Pantau - Puluhan rumah warga dan sejumlah fasilitas rusak akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin sore, 21 Oktober 2025.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa peristiwa ini juga berdampak pada enam kecamatan lainnya di wilayah sekitarnya.

34 Rumah Rusak, Satu Warga Luka Ringan

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa wilayah terdampak selain Juwiring meliputi:

  • Cawas
  • Klaten Utara
  • Klaten Tengah
  • Gantiwarno
  • Trucuk
  • Pedan

“Berdasarkan data yang diterima, satu warga mengalami luka ringan, sebanyak 34 rumah rusak, puluhan kepala keluarga terdampak,” ungkapnya.

Juwiring sendiri dikenal sebagai salah satu sentra pertanian di Kabupaten Klaten.

Menindaklanjuti kejadian tersebut, tim gabungan telah dikerahkan ke lapangan untuk melakukan kaji cepat dampak kerusakan serta menyiapkan bantuan logistik bila diperlukan.

Kerusakan Meluas ke Infrastruktur dan Fasilitas Umum

BNPB mencatat kerugian materiil akibat peristiwa ini mencakup:

  • 34 rumah rusak ringan
  • 5 tempat usaha rusak ringan
  • 1 fasilitas umum terdampak
  • 1 jaringan listrik terdampak
  • 1 kandang ternak rusak ringan
  • 3 akses jalan terdampak akibat pohon tumbang

Sebagai langkah antisipasi susulan, petugas juga memangkas pohon dan dahan yang lapuk untuk mencegah bahaya lanjutan bagi warga sekitar.

BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Akhir Tahun

BNPB mengimbau masyarakat Klaten dan wilayah lain di Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.

“Sebagaimana hasil kajian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan tahun ini akan berlangsung pada November–Desember,” ujar Abdul Muhari.

Masyarakat diminta terus mengikuti perkembangan prakiraan cuaca serta mengambil langkah antisipatif untuk meminimalisasi dampak bencana hidrometeorologi.

Penulis :
Ahmad Yusuf