
Pantau - PT Pertamina EP mengumumkan bahwa proyek CO2 Reduction di Lapangan Akasia Bagus, Indramayu, merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi energi nasional dan mencapai kemandirian energi.
Wakil Presiden Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Ali Hakim, menyatakan bahwa investasi proyek ini mencerminkan komitmen Pertamina EP dalam memastikan ketersediaan energi yang stabil ke depan.
Proyek ini berlokasi di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dan merupakan bagian dari optimalisasi Lapangan Akasia Bagus-Gantar (OPLL ABG-GTR).
Hingga kini, proyek ini telah menghasilkan optimalisasi cadangan minyak sebesar 12,71 juta stok barel (MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (BSCF).
Sinergi Pertamina EP dan BASF Hasilkan Teknologi Pengolahan Gas CO2 Tinggi Pertama di Dunia
Pertamina EP menggandeng perusahaan multinasional asal Jerman, BASF, yang dikenal sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar di dunia.
BASF menyediakan bahan kimia khusus, katalis, serta teknologi pengolahan gas, dan bertindak sebagai licensor untuk unit pengolahan gas asam (AGRU) berbasis methyldiethanolamine (MDEA).
Kolaborasi ini mendukung implementasi sistem pengolahan gas asam guna menangani kadar CO2 yang sangat tinggi.
Hasilnya, Pertamina EP dan BASF berhasil menurunkan kadar CO2 dari 65 persen mole menjadi 8 persen mole, sehingga memenuhi standar gas siap jual — sebuah capaian pertama di dunia.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, yang meninjau proyek ini awal Mei 2025, menyatakan bahwa pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Lapangan Akasia Bagus beroperasi berdasarkan plan of development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017, dengan dua tahap pengembangan.
Hingga saat ini, Pertamina EP telah mengebor 12 sumur pengembangan di klaster Akasia Bagus dan mengoperasikan 26 sumur produksi aktif.
Pertamina EP juga tengah meningkatkan kapasitas Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) dari 1.750 barel cair per hari (BLPD) dan 3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.
Selain fokus pada produksi migas, Pertamina EP juga menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan melalui teknologi ramah lingkungan dan penanaman lebih dari 86 ribu pohon mangrove.
Proyek upgrading SP ABG menjadi wujud nyata dukungan Pertamina EP terhadap ketahanan energi nasional melalui teknologi inovatif dan keberlanjutan operasional.
- Penulis :
- Arian Mesa
- Editor :
- Tria Dianti





