
Pantau - Anggota Komisi VI DPR RI, Ida Fauziyah, menekankan pentingnya penguatan koordinasi lintas sektor dan kesiapan mitigasi bencana menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis, 11 Desember 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Ida hadir bersama sejumlah BUMN sektor energi dan infrastruktur, seperti PLN, Pertamina Patra Niaga, dan Hutama Karya.
Ida memberikan apresiasi terhadap paparan kesiapan dari para BUMN terkait menjelang Nataru.
Namun, ia mengingatkan bahwa kesiapan yang ditunjukkan di atas kertas sering kali tidak sesuai dengan realitas di lapangan.
Ia menegaskan perlunya langkah-langkah antisipatif yang menyeluruh agar tidak terjadi kelalaian dalam distribusi energi dan penanganan kejadian darurat.
"Kita sering mendengarkan perencanaan pemaparannya bagus, tapi pada praktiknya kita masih melihat banyak sekali kecolongan sana-sini," ungkapnya.
Perlunya Pusat Komando Gabungan dan SOP yang Jelas
Salah satu hal penting yang disoroti Ida adalah urgensi pembentukan Joint Command Center atau Pusat Komando Gabungan.
Ia menyatakan bahwa pusat kendali bersama tersebut dibutuhkan untuk mengoptimalkan kolaborasi secara real time antar-pemangku kepentingan.
Kolaborasi ini mencakup pemantauan stok BBM, beban listrik, serta respons cepat terhadap berbagai insiden di lapangan.
"Jika tidak ada Joint Command Center, diperlukan adanya Joint Command Center itu. Jika sudah ada, saya berharap ini diaktifkan kembali," ia mengungkapkan.
Selain itu, Ida juga menekankan pentingnya penyusunan dan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) untuk keadaan darurat secara menyeluruh.
Ia mencontohkan bencana yang terjadi di Sumatra, di mana respons cepat hanya bisa dicapai melalui koordinasi yang solid antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan.
Harapan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Selain persoalan teknis dan operasional, Ida juga menyoroti aspek kesejahteraan masyarakat dalam menyambut masa libur panjang Nataru.
Menurutnya, kesiapan yang baik akan sia-sia apabila masyarakat tidak dalam kondisi sehat atau memiliki kemampuan ekonomi untuk menikmati liburan.
"Kita mesti berdoa agar masyarakat sehat dan punya cukup uang untuk berlibur. Kalau tidak, semua persiapan ini percuma," pungkasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya








