Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

HIMKI Dorong Hilirisasi Bambu sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif Nasional

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

HIMKI Dorong Hilirisasi Bambu sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif Nasional
Foto: Penyelenggaraan Priyangan Bamboo Fest 2025 oleh HIMKI di Tasikmalaya, Jumat 12/12/2025 (sumber: HIMKI)

Pantau - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menegaskan bahwa hilirisasi bambu merupakan strategi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan memperkuat industri kreatif nasional.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menyatakan bahwa produk hasil hilirisasi bambu memiliki nilai tambah tinggi dan dapat menjadi motor penggerak sektor ekonomi kreatif Indonesia.

"Hilirisasi bambu harus dikelola secara modern dan terintegrasi dalam ekosistem kriya agar memberikan dampak optimal," ungkapnya.

Indonesia memiliki potensi bambu seluas 12 juta hektare dengan karakteristik material yang kuat, ringan, terbarukan, dan rendah karbon.

HIMKI menyebut bahwa hilirisasi adalah kunci untuk mengubah kekayaan bambu menjadi industri bernilai tinggi dan berdaya saing global.

Dukungan HIMKI dan Upaya Kolaboratif

HIMKI mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat kebijakan hilirisasi bambu serta kriya sebagai bagian dari transformasi ekosistem industri.

Selain itu, HIMKI juga meminta perbankan menyediakan skema pembiayaan yang lebih berpihak kepada UMKM.

Kalangan akademisi turut didorong memperkuat aspek riset, desain, dan digitalisasi produk kriya berbasis bambu.

Pelaku industri juga diajak untuk terus berinovasi, meningkatkan mutu produk, dan memahami karakter pasar global.

Untuk mendukung upaya tersebut, HIMKI secara resmi membuka acara Priangan Bamboo Fest Kriya Loka 2025 di Tasikmalaya yang berlangsung hingga 14 Desember 2025.

Festival ini menjadi ajang kolaborasi para pelaku industri dan perajin dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Pangandaran, dan Banjar.

Beragam kegiatan ditampilkan dalam festival ini, seperti pameran bambu dan kriya lintas material, seminar, fashion show, lomba desain, hingga ruang kolaborasi inovatif.

"Festival ini adalah perayaan identitas dan masa depan ekonomi kita. Kriya bukan hanya warisan budaya, tetapi industri strategis yang menciptakan lapangan kerja, nilai tambah, dan daya saing global," ia mengungkapkan.

Mewujudkan Kota Industri Kreatif Bambu

Ketua DPD HIMKI Priangan, Maman Mustarom, menyatakan bahwa festival ini lahir dari inisiatif untuk membangun Kota Industri Kreatif Bambu di wilayah Priangan.

Tujuan pembangunan tersebut adalah untuk menjadikan bambu sebagai material pengganti kayu yang lebih berkelanjutan.

Dengan sumber daya alam bambu yang melimpah dan kapasitas perajin yang terus berkembang, wilayah Priangan dinilai memiliki potensi untuk tumbuh seperti Cirebon sebagai kota industri rotan.

Pusat industri kreatif bambu mulai dibangun melalui kerja sama antara HIMKI Priangan, Pusat Pengembangan Industri Kerajinan Kota Tasikmalaya, dan Dekranasda.

Pengembangan kawasan ini juga melibatkan kolaborasi dengan akademisi, BUMN, sektor swasta, pemerintah daerah, serta komunitas lokal.

Kementerian Perindustrian sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk mengawal seluruh tahapan pengembangan industri bambu secara berkelanjutan.

Sinergi antara komunitas bambu, lembaga riset, dan sektor industri menjadi kunci dalam mewujudkan ekosistem industri bambu yang tangguh dan kompetitif secara global.

Potensi Besar dan Pertumbuhan Pasar Bambu Dunia

Indonesia termasuk negara dengan keanekaragaman jenis bambu terbanyak di dunia, dengan 162 jenis bambu, 124 di antaranya merupakan spesies asli Indonesia.

Laporan Bamboo Global Market Report 2024 menunjukkan bahwa pasar bambu global mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2023, nilai pasar bambu mencapai 70,59 miliar dolar AS (sekitar Rp1.132 triliun) dan meningkat menjadi 75,12 miliar dolar AS (sekitar Rp1.205 triliun) pada 2024.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya kesadaran lingkungan, upaya mitigasi perubahan iklim, beragamnya aplikasi bambu, serta dukungan dari berbagai pemerintah.

Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) pasar bambu global tercatat sebesar 6,4 persen.

Penulis :
Leon Weldrick