Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Subuh Bersama Acil Muna di Pasar Terapung Lok Baintan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Subuh Bersama Acil Muna di Pasar Terapung Lok Baintan
Foto: Pasar Terapung Lok Baintan hidupkan tradisi dan ekonomi lokal, acil-acil Banjar sambut wisatawan dengan pantun dan dagangan penuh warna(Sumber: ANTARA/Firman.).

Pantau - Pada pukul 05.00 Wita, acil Muna sudah bersiap memulai harinya untuk berdagang di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan.

Setelah menunaikan Shalat Subuh di rumahnya yang terletak di bantaran sungai, ia mulai mengayuh jukung — perahu kecil tanpa mesin — menuju pasar yang berjarak sekitar 6 kilometer.

Di atas jukung, acil Muna membawa beragam dagangan seperti jeruk limau, jeruk markisa, pisang mas, mangga muda, keripik pisang, dan penyek kacang.

Tradisi Sungai yang Jadi Daya Tarik Wisata

Saat matahari mulai menampakkan diri, ratusan pedagang lain juga memenuhi aliran Sungai Martapura dengan jukung masing-masing.

Lebih dari seratus perahu menjajakan aneka produk seperti buah segar, kue basah, camilan kemasan, soto Banjar, nasi kuning ikan haruan, hingga suvenir lokal seperti tas purun.

Pasar Terapung Lok Baintan yang berlokasi di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar ini menarik pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Pulau Jawa dan Sulawesi, bahkan wisatawan mancanegara.

Wisatawan disuguhkan pengalaman unik berbelanja di atas sungai, di mana perahu mereka akan didekati oleh para pedagang perempuan — yang akrab disapa acil-acil dalam bahasa Banjar.

Acil-acil kerap menyapa dengan pantun, menciptakan suasana hangat dan menghibur sambil menawarkan dagangan mereka.

Banyak pengunjung membeli barang bukan hanya karena kebutuhan, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap semangat para pedagang.

Jika dagangannya habis terjual, acil Muna dapat membawa pulang penghasilan hingga Rp500 ribu dalam satu pagi.

Penulis :
Balian Godfrey