
Pantau - Universitas Prasetiya Mulya dan Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan pendidikan tinggi, khususnya di bidang science, technology, engineering & mathematics (STEM), melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Gedung Rektorat ITB.
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Prasetiya Mulya Dr Hassan Wirajuda dan Rektor ITB Prof Tatacipta Dirgantara, serta disaksikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof Brian Yuliarto.
Hassan Wirajuda menyatakan bahwa kolaborasi ini dilandasi semangat Human Technology Companionship, dan menjadi pondasi hukum kokoh dalam memperkuat sinergi kedua institusi.
Kerja Sama Multidisiplin dan Pengembangan SDM Teknologi
Ruang lingkup kerja sama mencakup penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kemitraan strategis seperti program joint degree, dual degree, program internasional, serta pengembangan program pascasarjana multidisiplin.
Hassan menekankan bahwa kolaborasi antar perguruan tinggi menjadi krusial dalam mendorong kemajuan teknologi digital di era transformasi digital.
Namun ia menyayangkan bahwa transformasi digital belum disebut secara eksplisit dalam tujuh fokus pembangunan jangka panjang Indonesia 2025–2045 yang tertuang dalam UU Nomor 59 Tahun 2024.
Ia juga menyoroti ketertinggalan Indonesia dalam industri semikonduktor yang saat ini berada di posisi kelima di ASEAN di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Rektor ITB Prof Tatacipta Dirgantara menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan seremoni simbolis, tetapi langkah nyata untuk membangun sinergi yang berkelanjutan dan menghasilkan program baru yang relevan dengan tantangan zaman.
Inovasi Program Akademik dan Dukungan Pemerintah
Kerja sama ini mencakup penguatan pendidikan sarjana, magister, dan doktoral untuk membangun bidang multidisiplin berbasis teknologi yang mendukung pencapaian daya saing nasional.
Menteri Brian Yuliarto mengapresiasi kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan menegaskan bahwa pendidikan tinggi adalah kunci utama perubahan sosial.
Ia menyampaikan bahwa generasi muda bersama perguruan tinggi harus menjadi lokomotif perubahan melalui riset dan inovasi.
MoU juga mencakup pengembangan program kolaboratif seperti International Undergraduate Program (IUP) dan skema Fast-Track S1-S2 yang akan dimulai pada tahun akademik 2026.
Bidang-bidang yang akan dikembangkan bersama meliputi Artificial Intelligence & Robotics, Semiconductor, Big Data, Product Design, Innovative Food Technologies, Business Design & Analytics, Entrepreneurship, Renewable Energy, dan bidang rekayasa lainnya.
Kerja sama ini juga melanjutkan kolaborasi dalam Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC), yang melibatkan 13 universitas untuk pengembangan SDM dan teknologi semikonduktor nasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey