
Pantau - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia akan mulai mengekspor beras ke Malaysia sebanyak 2.000 ton per bulan dengan target total mencapai 24 ribu ton per tahun.
"Iya (ekspor 2 ribu ton). Kami berencana kirim dari yang terdekat (dengan Malaysia), dari Kalimantan Barat," ujar Amran, menegaskan bahwa lokasi pengiriman dipilih berdasarkan kedekatan geografis.
Skema ekspor dilakukan secara business to business (B-to-B), bukan antar-pemerintah.
Jenis beras yang akan diekspor dapat berupa kualitas medium maupun premium, sesuai permintaan pelaku usaha.
Amran memastikan bahwa ekspor tidak terbatas dari Kalimantan Barat; perusahaan lain di wilayah terdekat juga bisa berpartisipasi.
Tanggal dimulainya ekspor akan disesuaikan dengan kesiapan pengusaha dan permintaan dari pihak Malaysia.
Ekspor Tidak Ganggu Stok Nasional, Presiden Prabowo Beri Dukungan
Meskipun ekspor dilakukan, Amran menegaskan bahwa kebutuhan dalam negeri tetap menjadi prioritas utama.
"Pasti prioritas di dalam negeri dulu," tegasnya.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan "lampu hijau" atas rencana ekspor beras ke Malaysia.
Sudaryono juga menyebut bahwa komunikasi intensif telah dilakukan dengan pihak pengusaha Malaysia, termasuk pertemuan langsung, dan mereka menyatakan minat mengimpor 2.000 ton beras per bulan.
Jumlah tersebut akan disesuaikan dengan kapasitas pasokan dari Indonesia, dan pelaksanaan ekspor menunggu kesiapan penuh dari pihak Malaysia.
Amran juga menyatakan bahwa Indonesia siap mengekspor beras ke negara-negara ASEAN lainnya.
"Arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto), kalau negara sahabat, negara tetangga apalagi, butuh beras, akan kami siapkan," ucapnya.
Per Jumat, 30 Mei 2025 pukul 11.38 WIB, Perum Bulog telah menyerap setara 2.407.863 ton beras, dengan total stok beras nasional mencapai 4.001.279 ton.
- Penulis :
- Balian Godfrey