
Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Gas Arar di Kabupaten Sorong, Papua Barat, yang dikelola oleh Petrogas (Basin) Ltd, guna mendorong optimalisasi lifting minyak dan gas bumi (migas).
Dalam kunjungannya, Bahlil menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan kegiatan hulu migas sebagai upaya mencapai target lifting nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.
Ia menegaskan bahwa Presiden menargetkan swasembada energi dengan peningkatan lifting migas hingga 900 ribu sampai 1 juta barel per hari pada periode 2029–2030.
Eksplorasi dan Insentif Jadi Fokus Pemerintah di Papua
Bahlil mengungkapkan keprihatinannya atas penurunan kontribusi Kabupaten Sorong dalam lifting migas nasional, yang pada 1996–1997 sempat mencapai 100 ribu barel minyak per hari (BOPD), kini tinggal kurang dari 5 ribu BOPD.
Ia menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Pertamina dan Petrogas dalam mengoptimalkan sumur lama serta mengeksplorasi sumber migas baru, baik di darat maupun laut.
Beberapa sumur dinilai memiliki potensi peningkatan produksi pada tahun 2026, sementara pemerintah tengah merencanakan eksplorasi tambahan pada sekitar 6–7 sumur lainnya.
Eksplorasi di wilayah laut disebut membutuhkan investasi yang lebih besar, namun pemerintah akan memberikan insentif serta kemudahan, termasuk dari sisi keekonomian, untuk mendukung kegiatan tersebut.
Produksi dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di wilayah Papua tercatat sebesar 14.649 barel minyak dan kondensat per hari, 2.113 juta standar kaki kubik gas bumi per hari, dan 18,72 metrik ton LPG per hari.
Sementara itu, rata-rata produksi harian Lapangan Gas Arar adalah 22 juta standar kaki kubik gas, 18,75 metrik ton LPG, dan penyaluran gas sebesar 9,59 juta standar kaki kubik per hari ke PT PEP Field Papua, PT MOW, dan PT PGN.
- Penulis :
- Balian Godfrey










