Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Promosi Agresif Jadi Kunci Dongkrak Pariwisata Danau Toba

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Promosi Agresif Jadi Kunci Dongkrak Pariwisata Danau Toba
Foto: BPODT dan DPR dorong mahasiswa promosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan(Sumber: ANTARA/HO-BPODT)

Pantau - Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) mengajak para mahasiswa perantau untuk turut mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas nasional dengan pendekatan agresif dan inovatif.

Mahasiswa Diajak Jadi Agen Promosi Wisata Danau Toba

Direktur Utama BPODT Jimmy Panjaitan menegaskan pentingnya promosi yang serius dan masif untuk menarik wisatawan mancanegara.

"Kita tidak bisa lagi setengah hati. Promosi harus jor-joran, kita perlu ajang besar menarik wisatawan mancanegara," ungkapnya melalui sambungan telepon dari Medan, Ahad (15/6).

Ia menekankan bahwa promosi harus dilakukan secara berani dan agresif, termasuk lewat ajang internasional yang dapat menarik perhatian global terhadap keindahan Danau Toba.

Danau Toba yang membentang seluas 145 kilometer persegi mengelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Simalungun, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Karo, dan Dairi.

Selain menawarkan panorama danau biru dan hutan pinus yang menyegarkan, Danau Toba juga telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) ke-209 oleh UNESCO di Paris pada 2 Juli 2020.

BPODT, kata Jimmy, terus berusaha menarik investor dan memperjuangkan kebijakan yang dapat membuat investasi di kawasan Danau Toba lebih menarik dan berkelanjutan.

DPR dan Mahasiswa Batak Bahas Masa Depan Pariwisata Toba

Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menyoroti pentingnya strategi promosi yang progresif di hadapan sekitar 300 mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta dalam dialog publik bertema Menatap Masa Depan Pariwisata Danau Toba, Jumat (13/6).

Ia membandingkan Indonesia dengan negara lain seperti Italia dan Jepang yang berhasil menjadikan ajang-ajang internasional termasuk olahraga (sport tourism) sebagai instrumen promosi pariwisata.

"Kalau kita lihat Italia atau Jepang, mereka punya agenda rutin berkelas internasional. Kita masih perlu banyak berbenah, khususnya menjadikan pariwisata sebagai industri yang kompetitif," ujarnya.

Forum tersebut juga membahas potensi ekonomi dari sektor pariwisata yang dinilai sangat besar.

"Kita harus sadar pada 2019, penerimaan negara dari sektor pariwisata lebih besar dari penerimaan sektor migas. Ini artinya, masih luas kesempatan untuk meningkatkan penghasilan negara," tambah Lamhot.

Penulis :
Balian Godfrey