billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

IISIP Jakarta Kampanyekan Sampah Amal Lewat Budaya Betawi

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

IISIP Jakarta Kampanyekan Sampah Amal Lewat Budaya Betawi
Foto: IISIP Jakarta gelar Lenong Konser bareng Sanggar Si Pitung untuk lestarikan budaya Betawi dan luncurkan gerakan infak sedekah sampah kampus. (Dok. Istimewa)

Pantau - Budaya Betawi belum hilang, tapi semakin jarang tampil di ruang kampus. Melihat kegelisahan itu, Sanggar Si Pitung Rawa Belong bekerja sama dengan Kampus Tercinta IISIP Jakarta menggelar panggung seni “Lenong Konser di Kampus” untuk menghidupkan kembali warisan budaya di hadapan generasi muda.

Acara yang berlangsung di IISIP Jakarta ini menyuguhkan berbagai pertunjukan khas Betawi. Mulai dari palang pintu, gambang kromong, hingga ondel-ondel ditampilkan di hadapan mahasiswa, dosen, dan warga sekitar.

“Sebenarnya kesenian budaya Betawi itu tidak hanya lenong saja, melainkan terdapat seni tari, musik, hingga makanan-makanan khas Betawi,” kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan, Rusmantoro, saat menghadiri acara, Rabu (18/6/2025).

Di tengah minimnya akses budaya lokal di institusi pendidikan, Bachtiar—pendiri Sanggar Si Pitung Rawa Belong—menginisiasi program keliling kampus demi mengenalkan kembali kebudayaan Betawi kepada mahasiswa.

“Kenapa saya buat acara seperti ini di kampus? Karena kalau di luar, kampus belum tentu bisa hadir. Saya roadshow supaya budaya Betawi bisa dikenal langsung, bukan cuma dari media sosial,” kata Bachtiar, ketua pelaksana acara.

Mahasiswa Diajak Kenali Budaya

Pagelaran ini bukan hanya panggung seni. Acara juga menjadi ruang kolaborasi antara pelaku budaya lokal dengan institusi pendidikan. Dukungan datang dari Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta, serta Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB).

Selain itu, IISIP Jakarta juga meluncurkan gerakan sosial “Infak Sedekah Sampah” bersamaan dengan acara tersebut. Gerakan ini bertujuan mengajak warga kampus memanfaatkan sampah sebagai sarana amal dan pemberdayaan lingkungan.

“Melalui program infaq sedekah sampah, kita ingin ajak warga kampus untuk lihat bahwa sampah bukan masalah, tapi peluang dan amal,” ujar Rektor IISIP Jakarta, Ilham P. Hutasuhut.

Tak berhenti pada seni dan gerakan sosial, kegiatan ini juga melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) warga Betawi yang menghadirkan kuliner tradisional, termasuk kerak telor dan camilan khas lainnya. Mahasiswa bisa menikmati makanan sambil menyaksikan pertunjukan budaya secara langsung.

Budaya Harus Tampil

Kehadiran seni Betawi di kampus membuka ruang baru agar budaya lokal tidak sekadar dikenang, tetapi dihidupkan ulang. Bachtiar menilai kampus merupakan tempat strategis untuk menjangkau generasi yang selama ini mengenal budaya lewat layar ponsel.

“Mungkin banyak mahasiswa yang tahu budaya Betawi lewat medsos. Tapi dengan acara ini mereka bisa menyentuh langsung dan memahami maknanya,” kata Bachtiar.

Melalui pendekatan edukatif dan interaktif, pagelaran ini membuktikan bahwa seni tradisional tetap relevan. Apalagi ketika dikemas secara kontekstual dan dekat dengan isu sosial seperti lingkungan dan UMKM.

Dengan menggandeng komunitas, pemerintah, dan kampus, Sanggar Si Pitung Rawa Belong menunjukkan bahwa pelestarian budaya bukan hanya soal pentas, tetapi strategi jangka panjang untuk menjaga identitas daerah di tengah arus globalisasi.

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler